Ahad 05 Mar 2017 18:27 WIB

10 Destinasi Wisata akan Ditawarkan di IORA

Keindahan Danau Toba terpancar dari atas ketinggian di Panatapan Huta Ginjang, Tapanuli Utara, Sumatra Utara
Foto: DOK: Puskompublik Kemenpar
Keindahan Danau Toba terpancar dari atas ketinggian di Panatapan Huta Ginjang, Tapanuli Utara, Sumatra Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investasi di 10 destinasi pariwisata prioritas akan ditawarkan kepada para investor dari negara-negara anggota IORA yang mengikuti KTT IORA di Jakarta, mulai Minggu hingga 7 Maret 2017.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudra Hindia (Indian Ocean Rim Association/IORA) di Jakarta Convention Center, 5 s.d. 7 Maret 2017, kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Minggu, pihaknya akan menawarkan kerja sama investasi di 10 destinasi pariwisata prioritas kepada para investor dari negara anggota IORA.

"Indonesia menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2019. Untuk mendukung target tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah regulasi yang mempermudah investor," katanya.

Beberapa kebijakan yang dimaksud, yakni memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) kepada 169 negara dan mempermudah izin masuk kapal yacht dan kapal pesiar ke perairan Indonesia dengan mencabut Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT).

Indonesia saat ini sedang membangun 10 destinasi pariwisata prioritas sebagai "Bali Baru", yakni Danau Toba (Sumatera Utara); Tanjung Kelayang (Bangka Belitung); Tanjung Lesung (Banten); Kepulauan Seribu (DKI Jakarta); Candi Borobudur (Jawa Tengah); Bromo Tengger Semeru (JawaTimur); Mandalika (Lombok, NTB); Labuan Bajo (Flores, NTT); Wakatobi (Sulawesi Tenggara); dan Morotai (Maluku).

Menpar Arief Yahya juga memaparkan program konektivitas udara dalam rangka meningkatkan "seat capacity" untuk mendukung target 20 juta wisman pada tahun 2019. "Konektivitas udara sangat penting dalam mendukung pariwisata, mengingat sekitar 75 persen kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya 'seat' pesawat yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target 2019," kata Menpar Arief Yahya.

Arief yang menjadi Wakil Penanggung Jawab Bidang Media dan Hubungan Masyarakat dalam Kepanitiaan Nasional Penyelenggara KTT IORA 2017 itu mengatakan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi IORA 2017 sangat strategis karena dihadiri sejumlah kepala negara dari 21 negara anggota serta tujuh negara mitra wicara dan akan dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo.

Penyelenggaraan IORA Summit 2017 yang mengangkat tema "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable & Prosperous Indian Ocean" merupakan KTT pertama sebagai perayaan 20 Tahun IORA di bawah keketuaan Indonesia untuk periode 2015 s.d. 2017.

KTT membahas sejumlah isu prioritas, antara lain, masalah keamanan dan keselamatan maritim; fasilitasi perdagangan dan investasi; manajemen perikanan; manajemen risiko bencana; kerja sama akademis, ilmu pengetahuan dan teknologi; serta kerja sama pariwisata dan pertukaran budaya.

Arief Yahya menjadi salah satu panelis dalam acara IORA Business Forum pada tanggal 6 Maret 2017 yang memaparkan kerja sama pariwisata Indonesia dengan negara anggota dan mitra wicara IORA.

Menpar Arief Yahya dalam paparannya yang mengangkat tema "Enhancing Tourism and Connectivity through Improvement in Infrastructure" akan menjelaskan seputar prospektif Indonesia dalam mengembangkan pariwisata dan konektivitas melalui pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan dan merata di seluruh penjuru nusantara, termasuk di 10 destinasi pariwisata prioritas yang dijadikan sebagai "Bali Baru".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement