REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyiapkan 9 anak usaha perusahaan milik negara melakukan penawaran saham perdana kepada publik (initial public offering/IPO) pada 2017 dengan perkiraan perolehan dana senilai Rp 21 triliun. Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius K. Ro mengatakan proses menuju IPO sedang berlangsung.
Menurut Aloysius, perusahaan yang akan memperdagangkan saham di BEI adalah anak usaha BUMN, ada juga yang merupakan cucu usaha BUMN. Ia menjelaskan, ke-9 anak usaha BUMN tersebut yaitu anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (2 perusahaan), PT PP Tbk (2 perusahaan), PT Pertamina (1 perusahaan), PT Pelindo I (1 perusahaan), PT Garuda Indonesia Tbk (1 perusahaan), PT PLN (1 perusahaan).
Anak usaha yang akan dilepas sahamnya antara lain Tugu Pratama (Pertamina), Garuda Maintenance Facilities (GMF), Jasa Armada (Pelindo II). Namun sebagian lainnya tidak disebutkan karena merupakan anak usaha perusahaan terbuka (Tbk). "Jumlah masing-masing saham anak usaha yang dilepas ke pasar berkisar 20 persen, sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Terkait dengan waktu pelepasan saham di lantai bursa, Aloysius mengatakan tidak dilakukan bersamaan atau disesuaikan dengan waktu dan kondisi pasar saham. "Saat ini 9 anak usaha BUMN yang disiapkan untuk IPO. Namun ada kemungkinan menyusul lagi dua perusahaan pada 2018," katanya.
Menurut dia, saat ini kapitalisasi pasar dari 20 perusahaan BUMN di BEI mencapai 26 persen dari total perdagangan.
"Dengan penambahan 9 BUMN yang akan IPO tersebut maka total kapitalisasi pasar BUMN di BEI ditargetkan mencapai 30 persen. Ini suatu kebanggaan bagi kita bahwa BUMN menjadi faktor penentu pada perdagangan di lantai bursa," katanya.