REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total portofolio kredit PT bank Danamon Indonesia Tbk pada 2016 turun dua persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan kredit terjadi dari Rp 129,5 triliun pada 2015 menjadi Rp 127,3 triliun.
Direktur Bank Danamon Vera Eve Lim menjelaskan, penurunan itu karena kredit kepada segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) pun turun 30 persen menjadi Rp 10,2 triliun. Pasalnya, kompetisi dan permintaan terhadap DSP menurun.
"Bila kita hitung portofolio kredit tanpa DSP, maka pertumbuhan kredit Danamon naik empat persen," ujar Vera kepada wartawan, di Jakarta, Rabu, (1/3).
Meski begitu, ia menambahkan, pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), wholesale, serta mortgage consumer, perseroan justru membukukan pertumbuhan dua digit. Portofolio wholesale yang terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11 persen menjadi Rp 37,4 triliun.
Selanjutnya, kredit pada segmen UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp 24,7 triliun. Ini dibarengi dengan pertumbuhan mortgage consumer sebesar 21 persen menjadi Rp 4,4 triliun.
"Untuk rasio kredit Danamon terhadap total pendanaan, kita jaga sesuai target di 90-92 persen, yaitu berada pada posisi 91 persen dibandingkan 2015 sebesar 87,5 persen. Kita mengurangi kebutuhan atas pendanaan," jelas Vera.
Rasio kredit bermasalah (NPL) secara absolut turun empat persen menjadi Rp 3,7 triliun pada 2016. Namun, kredit bermasalah bruto (NPL-Gross) tercatat 3,1 persen.