Rabu 01 Mar 2017 04:46 WIB

Kementan Dorong Peran Peternak NTB Sukseskan Program Sapi Bunting

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
Ternak sapi
Foto: Edwin/Republika
Ternak sapi

REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK BARAT -- Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita mengatakan salah satu kegiatan penting pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun ini adalah Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). Kegiatan ini berorientasi pada peningkatan populasi untuk mencapai swasembada protein hewani asal ternak.

Peningkatan populasi ini, ia katakan untuk mengurangi ketergantungan dari impor dan sekaligus mendukung Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. "Untuk menyukseskannya, maka kita perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan peran aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat," ujar dia pada acara Gebyar Siwab dan Panen Pedet di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (28/2).

Ia mengungkapkan, NTB merupakan salah satu penyumbang ternak sapi lokal. Setiap tahun NTB mampu mengeluarkan ternak sekitar 15 ribu ekor untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Ketut menjelaskan di tengah-tengah keterbatasan anggaran pemerintah, pelaksanaan kegiatan Upsus Siwab dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang lebih banyak melibatkan peran aktif masyarakat.

Ia menambahkan tuntutan capaian produksi produksi daging sapi atau kerbau semakin tinggi. Salah satu cara yang ditempuh untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau di Indonesia yang saat ini sekitar 13,5 juta ekor adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di dalam negeri. “Keberhasilan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, utamanya Upsus Siwab merupakan tanggung jawab bersama," lanjut Ketut.

Ia melanjutkan pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang merupakan pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. Melalui kegiatan IB, kata dia, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak.

Ketut juga mendorong NTB dapat merealisasikan pencapaian target 139.995 ekor akseptor dengan target kebuntingan sebanyak 81.197 ekor pada tahun ini. Ia menilai, NTB termasuk salah satu provinsi penghasil ternak Sapi secara nasional, selain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, dan Bali.

Dalam program Upsus SIWAB, Provinsi NTB mendapat dana sebesar Rp 26 Miliar dengan target melakukan IB terhadap sekitar 140 ribu ekor sapi induk yang tersebar di sejumlah kabupaten daerah di Pulau Lombok dan Sumbawa. "Dengan program ini kita berharap NTB bisa menjadi sentra bibit sapi, khususnya jenis Sapi Bali secara nasional," paparnya.

Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin mendukung penuh upaya Kementan. Dia mengatakan Provinsi NTB memiliki jargon "Bumi Sejuta Sapi" dan siaps melaksanakan program Upsus SIWAB. "Kami berkomitmen menyukseskan Upsus SIWAB, karena di NTB ini sub sektor peternakan merupakan bagian strategis dalam pembangunan daerah terutama untuk pengentasan kemiskinan, selain sektor pertanian dan juga pariwisata," kata Amin.

Ia menjelaskan, saat ini di NTB tercatat populasi ternak Sapi mencapai 1,19 Juta ekor tersebar di pulau Lombok dan Sumbawa. Setiap tahunnya, NTB mengirimkan sekitar 10 ribu bibit Sapi ke sejumlah Provinsi lain, dan sekitar 40 ribu ekor sapi potong untuk kebutuhan daging nasional.

Amin menambahkan pemerintah NTB juga terus mendorong agar pola peternakan sapi di NTB yang dilakukan petani tidak lagi menjadi usaha sambilan, namun digeluti secara serius sebagai bisnis yang mendatangkan keuntungan.

"Sapi dan Kerbau di NTB memiliki nilai ekonomis dan strategis, banyak masyarakat kami yang bisa menyekolahkan anak, bahkan naik haji dengan hasil ternak ini. Jadi pemerintah dorong peternakan sapi ini jangan jadi usaha sampingan atau sambilan lagi," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement