Rabu 22 Feb 2017 08:50 WIB

Brexit Memicu Pecahnya Blok-Blok di Uni Eropa

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Brexit
Foto: Ap Photo
Brexit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendekati keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Britis Exit (Brexit) dan kampanye politis populis dapat memicu pecahnya blok-blok di seluruh dunia. Berdasarkan jajak pendapat yang dipublikasikan oleh Focus pada Januari 2017, Slovakia yang baru bergabung dengan Uni Eropa pada 2004 mendapatkan jumlah dukungan sebesar 29 persen untuk meninggalkan Uni Eropa.

Jumlah dukungan tersebut turun dari hasil jajak pendapat pada November 2016 lalu yang sebesar 35 persen. Penurunan tersebut menyebabkan masyarakat pendukung People's Party meluncurkan petisi untuk memaksa referendum mengenai masalah tersebut.

"Saya tidak melihat referendum terjadi, Slovakia bukan negara anti-Eropa," ujar Direktur Institute for Public Affairs Grigori Meseznikov dilansir Bloomberg, Rabu (22/2).

Seorang anggota parlemen People's Party Milan Uhrik mengatakan, petisi sudah dimulai sekitar satu pekan setelah Inggris memenangkan suara untuk keluar dari Uni Eropa. Setidaknya, petisi tersebut harus mengumpulkan sekitar 350 ribu tanda tangan.

Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian perekonomian global mendorong masyarakat dunia percaya terhadap lembaga yang sudah berpengalaman seperti Uni Eropa. Apalagi, Uni Eropa sedang menyiapkan serangkaian pemilu nasional, termasuk pada 15 Maret 2017 Belanda akan melakukan pemilu dimana Partai Geert Wilders Freedom menjadi pelopor. Selain itu, Prancis juga akan melakukan pemilihan presiden dimana Marine Le Pen memenangkan putaran pertama. Di sisi lain, Perdana Menteri Ingris Theresa May secara resmi akan memulai negosiasi Brexit pada bulan depan.

Sementara itu, Perdana Menteri Robert Fico mengecam beberapa keputusan Uni Eropa yang akan menetapkan kuota pengungsi. Robert mendukung adanya integrasi di antara negara-negara Uni Eropa untuk membantu meningkatkan standar hidup terutama di negara bekas jajahan komunis, agar bisa mengejar ketertingalan dengan Barat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement