REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemerintah menargetkan perbaikan ruas jalan pantai utara (pantura) sepanjang Cikampek hingga Losari, Indramayu, Jawa Barat bisa dilakukan dalam dua pekan ke depan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat melakukan tinjauan lapangan bersama Direktorat Bina Marga di Eretan Kulon, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (15/2).
Basuki sempat kesal lantaran perbaikan jalur pantura tersebut terbilang lambat. Di lokasi tinjauan, Basuki bahkan langsung menghubungi penanggung jawab proyek untuk segara dikebut penambalan jalan.
Berdasarkan pandangan mata Republika.co.id, jalan berlubang memang 'menghiasi' jalur pantura sejak Cikampek hingga Losari, bahkan berlanjut ke Tegal, Jawa Tengah. Kondisi aspal jalan yang banyak terkelupas bahkan berlubang ini membuat kendaraan kerap kali melambatkan lajunya.
Bagi pengemudi sepeda motor, hal ini juga memberi tantangan ekstra apalagi ketika hujan mengguyur. Genangan air hujan membuat pengendara motor terkadang tidak menyadari adanya lubang dan mengakibatkan kecelakaan.
Berdasarkan penjelasan warga, kondisi ini sudah terjadi dalam satu bulan belakangan. Intensitas hujan yang tinggi membuat aspal mudah terkelupas dan memperdalam lubang.
Basuki meminta Direktorat Jenderal Bina Marga untuk mempercepat proses penambalan lubang dalam dua pekan ke depan. Prioritasnya saat ini adalah menambal lubang sehingga jalur pantura bisa kembali dilalui kendaraan dengan lancar. Bina Marga diminta 'memuluskan' kembali jalur sepanjang 120 kilometer, dari Cikampek hingga Losari dalam waktu dua pekan.
Basuki menambahkan, perbaikan jalan secara permanen dengan cara pembetonan belum akan dilakukan lantaran dalam waktu dekat. Paling tidak, anggaran sebesar Rp 280 miliar diutamakan untuk perbaikan hingga dua pekan ke depan.
"Saya minta dua minggu beres. Memang harus fight. Tapi harus selesai," ujar Basuki di lokasi.
Seorang warga, Suwandi (51 tahun), mengaku ruas jalan di Eretan Kulon, Indramyau sepanjang satu bulan terakhir seolah berubah menjadi jalur maut. Ia mengungkapkan, tak jarang warga harus ikut menolong pengendara sepeda motor yang jatuh akibat menghindari lubang. Bahkan menurutnya, lebih dari 10 korban mengalami kecelakaan di ruas jalan Eretan Kulon saja dalam waktu satu bulan terakhin ini.
"Nggak kehitung berapa korban. Ada 10 lebih lah," katanya.
Pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai, kejadian jalan yang rusak di jalur pantura merupakan kasus tahunan yang selalu terjadi. Ia menilai harus ada koordinasi yang lebih apik antara Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan. Tugas Kementerian PUPR, lanjutnya, adalah memastikan konstruksi jalan raya lebih berkualitas. Sementara Kementerian Perhubungan diminta untuk menjaga agar truk-truk tidak mengangkut muatan berlebihan saat melalui pantura.