REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tetap mewaspadai faktor eksternal, terutama gejolak ekonomi global meski rasio utang Indonesia masih di dalam batas aman. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, rasio utang tahun lalu sebesar 27 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Angka ini masih di bawah batas wajar yakni 30 persen dari PDB. Catatan pemerintah, posisi utang Indonesia tahun 2016 sebesar 3.466,9 triliun. Sri melihat, meski masih aman namun pemerintah tetap memonitor perkembangan ekonomi global terutama kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Sedangkan di sisi internal, Sri memandang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dikelola secara baik agar kredibilitas pemerintah dalam menyusun anggaran tetap terjaga.
"Kita akan tetap waspada. Mengelola APBN kan kita tetap lihat dinamika yang terjadi di perekonomian nasional global perubahan kurs, harga minyak, pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga akan terus menerus di pantau," ujar Sri usai rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (14/2).
Apalagi, lanjut Sri, dengan target defisit dan postur anggaran yang sudah disusun untuk tahun ini dianggap mampu memberikan optimisme bahwa konsumsi pemerintah akan lebih baik. Ia juga menyinggung bahwa pamangkasan anggaran yang dilakukan tahun lalu bisa dijaga agar tidak menekan pertumbuhan terlalu dalam.