Selasa 14 Feb 2017 01:54 WIB

Realisasi Efisiensi Pertamina Melebihi Target

Rep: Frederikus Bata/ Red: Budi Raharjo
Petugas memeriksa sumur geothermal Unit V dan VI di area PT Pertamina Geothermal Energy Lahendong, Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (ilustrasi)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Petugas memeriksa sumur geothermal Unit V dan VI di area PT Pertamina Geothermal Energy Lahendong, Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Persero melakukan efisiensi di segala lini merespons fluktuasi harga minyak dunia. Sebelumnya pada 2015 harga minyak dunia berada pada kisaran 100 dolar AS per barel.

Saat ini harga minyak dunia turun di level 40 hingga 50 dolar AS per barel. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menerangkan pada 2016 pihakya menargetkan efisiensi sebesar 2,135 miliar dolar AS.

Namun realisasi efisiensi yang terjadi justru melampaui target tersebut. "Realisasinya sebesar 2,67 miliar dolar AS," kata Wianda dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (13/2).

Total pencapaiaan finansial tersebut per 31 Desember 2016. Wianda menuturkan kenaikan target terjadi pada bulan Oktober hingga Desember lantaran ada tambahan inisiatif dari efisiensi pengolahan dan optimalisasi operasional. "Kita melakukan renegosiasi kontrak eksisting, optimasi inventori, maupun sentralisasi material," ujarnya.

Selain faktor di atas, efisiensi juga berasal dari selisih alpha untuk pengadaan minyak mentah, selisih nilai yang hilang, meningkatnya penjualan Pertalite dan Dexlite. Kemudian optimalisasi biaya anak perusahaan di bidang hulu. Efisiensi di seluruh direktorat, dan efisiensi program energi, serta 26 sewa kontrak aset baru untuk aset penunjang usaha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement