REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pindad (Persero) diminta untuk lebih inovatif dalam mengembangkan produk, sehingga dapat melakukan perluasan pasar ekspor lebih besar. Pemerintah menilai selama ini Pindad sudah mampu memenuhi kebutuhan industri pertahanan di dalam negeri secara masif. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Beliau (wakil presiden) memberikan arahan supaya kita mencoba mencari partner yang sudah menguasai pasar, paling tidak ini adalah bagaimana ke depan Pindad harus ekspansif menjual produk," ujar Abraham di Kantor Wakil Presiden, Kamis (9/2).
Abraham menjelaskan, hampir semua produk Pindad sudah dimanfaatkan oleh TNI dan Polri mulai dari amunisi, senjata, dan kendaraan taktis. Saat ini Pindad sedang fokus untuk mengembangkan inovasi senjata SS1 dan SS2. Sedangkan untuk kendaraan taktis, Pindad sudah menjual sekitar 236 unit ke luar negeri maupun di dalam negeri.
Dalam pertemuan dengan wakil presiden, Abraham juga meminta arahan agar pasar di dalam negeri dapat menyerap produksi kendaraan tempur jenis Badak yang merupakan pengembangan dari paser 6x6 buatan Pindad. Menurut Abraham, pada 2017 ini Pindad diberikan kesempatan untuk menjual kendaraan tempur jenis Badak kepada TNI AD.
Selain itu, Pindad juga diminta untuk mulai mengembangkan kendaraan low inforcement yang disesuaikan dengan kebutuhan industri pertahanan di dalam negeri. "Saat ini memang fokus kami di kendaraan tempur, di sisi lain sekarang Pindad tidak hanya bergerak di industri militer namun juga di sisi industrial," kata Abraham.
Pindad mulai bergerak di sisi industrial karena telah mempunyai sumber daya manusia yang mumpuni di sektor pertahanan, serta memiliki mesin-mesin untuk memproduksi peralatan industrial. Tak hanya itu, Pindad juga sudah mampu memproduksi eskavator, dan kelengkapan peralatan lainnya seperti alat untuk krain kapal, alat untuk listrik 30 ribu megawatt, dan peralatan handakom bahan peledak komersial. Sehingga, Pindad mempunyai kompetensi agar bisa lebih ekspansif dengan memanfaatkan mesin-mesin dan sumber daya manusia yang tersedia.
Saat ini Pindad memang masih lebih banyak memproduksi untuk kebutuhan di dalam negeri, sedangkan ekspornya masih kecil yakni atara 10-15 persen. Sesuai dengan arahan wakil presiden, Pindad diminta untuk mencari rekanan yang mumpuni dan bisa bekerja sama sehingga produk buatan Pindad bisa lebih dikenal.
Sejauh ini Pindad sudah melakukan ekspor ke beberapa negara yakni Uni Emirat Arab (UEA), Myanmar, dan Thailand. Abraham mengatakan, Pindad sudah melakukan negosiasi dengan beberapa negara untuk ekspansi ekspor.
Abraham menambahkan, ekspor industri pertahanan masih menemui beberapa kendala yakni terkait dengan security atau keamanan sehingga tidak bisa dilakukan ekspor secara langsung. Hal ini menyusul adanya batasan dalam undang-undang industri pertahanan.