Senin 06 Feb 2017 21:20 WIB

Pembangunan LRT Jabodebek Terkendala Anggaran

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah kendaraan melaju di samping deretan tiang konstruksi proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Cibubur-Cawang di samping jalan tol Jagorawi kawasan Cibubur, Jakarta, Rabu (7/12).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Sejumlah kendaraan melaju di samping deretan tiang konstruksi proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Cibubur-Cawang di samping jalan tol Jagorawi kawasan Cibubur, Jakarta, Rabu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah mencari sumber pendanaan pembangunan proyek light rail transit (LRT) untuk segera menyelesaikan pembangunannya sesuai target. Sebab, menurut Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono, proyek LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi menelan anggaran yang terlalu besar.

"Yang jelas sampai sekarang masih dengan APBN karena Perpresnya berbunyi seperti itu. Gitu aja. Terus, ini dirapatkan karena APBN nya terlalu besar. Jadi kemungkinan-kemungkinannya seperti apa," jelas Prasetyo usai rapat terbatas perkembangan pembangunan LRT di Jakarta dan Palembang di kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/2).

Karena itu, dalam rapat ini dibahas mengenai opsi pendanaan proyek tersebut selain menggunakan anggaran dari sumber APBN. Anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai prasarana proyek LRT ini saja mencapai Rp 22,5 triliun.

Sementara itu, pembiayaan proyek LRT di Palembang akan menggunakan dana dari APBN. "Palembang sudah hampir pasti pakai APBN," kata dia.

Kendati demikian, ia memastikan, pembiayaan LRT di Jakarta untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games tak bermasalah lantaran telah menggunakan anggaran dari APBD. "Kalau itu enggak masalah karena itu miliknya DKI Jakarta karena full dengan APBD," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement