REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih memuji kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di sektor tersebut. Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump berencana lebih berorientasi ke bahan bakar fosil dalam pengembangan energi.
"Presiden Trump memiliki kebijakan yang baik untuk industri minyak dan saya pikir kami harus mengakuinya," kata Al-Falih dalam sebuah wawancara dengan BBC, seperti dikutip dari independent, Kamis (2/2).
Trump berikrar menjadikan AS sebagai negara pertama dalam mengejar kemandirian energi. Menurut Al-Falih, pihaknya tidak bermasalah dengan target Trump tersebut.
"Telah saya katakan berulang kali, selama mereka berkembang sejalan dengan permintaan energi global, kami menyambut mereka," ujarnya.
Al-Falih menegaskan, sebagai negara pengekspor minyak dunia, Arab Saudi tidak berseberangan dengan pemerintah AS. Ada keselarasan antara dua negara tersebut.
Menurut data Bloomberg, pada tahun lalu, AS mengimpor sekitar 3 juta barel per hari dari anggota OPEC. Arab saudi memenuhi sepertiga dari kebutuhan impor AS tersebut.