REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Ekspres Indonesia (Asperindo) Mohamad Feriadi mengakui masalah pungutan liar (pungli) menjadi salah satu penyebab mahalnya biaya logistik di Indonesia. Dari perhitungannya, biaya logistik setidaknya memakan 24 persen dari biaya barang.
Pria yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur JNE ini mengatakan biaya logistik tak hanya disebabkan kendala belum baiknya infrastruktur transportasi. Tetapi, oknum pelaku pungli juga turut membebani ongkos pengiriman.
"Banyak faktor biaya logistik tinggi, salah satunya karena ada praktek seperti itu (pungli)," katanya dalam peresmian kantor cabang utama Tasikmalaya, Kamis (26/1).
Guna mencegah tindakan pungli terus terjadi, ia mengatakan sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri. Lewat kerja sama dengan Mabes Polri, ia berharap mampu mengurangi pungli yang terjadi di lapangan.
Ketika disinggung soal seberapa besar kerugian pungli, ia enggan menyebut angka pasti. Hanya saja ia mengibaratkan biaya pengiriman ke luar negeri sebenarnya lebih murah jika dibandingkan pengiriman antar pulau.
"Kami sudah gandeng Mabes Polri karena mahalnya biaya logstik ini (akibat pungli), misalnya ada kiriman barang dari Tiongkok ke Jakarta itu ternyata lebih murah ketimbang Jakarta ke Padang," ujarnya.