Rabu 25 Jan 2017 17:17 WIB

TPI Capai Kesepakatan Pembiayaan Listrik

Rep: Frederikus Bata / Red: Maman Sudiaman
Presdir PT Adaro Energy Garibaldi Thohir (kedua kanan), Presdir PT Tanjung Power Indonesia Mustiko Bawono, wakil Presdir PT Adaro Power Dharma Djojonegoro dan Presdir PT Adaro Power Mohammad Effendi (dari kiri) berbincang mengacungi jempol usai mengelar ko
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Presdir PT Adaro Energy Garibaldi Thohir (kedua kanan), Presdir PT Tanjung Power Indonesia Mustiko Bawono, wakil Presdir PT Adaro Power Dharma Djojonegoro dan Presdir PT Adaro Power Mohammad Effendi (dari kiri) berbincang mengacungi jempol usai mengelar ko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Tanjung Power Indonesia (TPI) mencapai kesepakatan pembiayaan (financial close/FC) proyek pembangkit listrik bertenaga batu bara 2 x 100 MW di Tabalong, Kalimantan Selatan, pada Senin (23/1).  TPI merupakan perusahaan yang dibentuk konsorsium PT Adaro Power (AP) dan PT East-West Power Indonesia (EWPI).

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, FC TPI merupakan pencapaian penting setelah sebelumnya mencapai FC untuk PT Bhimasena Power Indonesia (BPI).Ini berita positif mendukung proyek pembangunan infrastruktur kelistrikan yang telah dicanangkan dan diperjuangkan oleh Presiden Joko Widodo, kata tokoh yang akrab disapa Boy itu di kantornya di Jakarta, Selasa (24/1).

Total investasi proyek pembangkit listrik di Tabalong sekitar 545 juta dolar AS. TPI telah menyelesaikan dan mendapatkan komitmen pembiayaan sebesar 422 juta dolar AS (termasuk fasilitas kontijensi 13 juta dolar AS) dari enam bank komersial, yakni Korea Development Bank, the Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, Mizuho Bank Ltd, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan the Hongkong Shanghai Banking Corporation Limited.  Pembiayaan proyek ini menggunakan skema project financedengan jaminan komprehensif sebesar kurang lebih 400 juta dolar AS dari KSURE.

Boy menuturkan, untuk mencapai tahapan ini bukan perkara mudah.   Dibutuhkan profesionalisme dari Adaro, sehingga mendapat kepercayaan Bank dan stakeholderlainnya.  Bank bisa memberikan komitmennya kalau segala sesuatu rapi dan beres.  Di sinilah, karena kita serius, fokus.  Saya bilang sama tim, untuk Adaro, proyek PLTU bukan sekadar mencari proyek. Ini penting karena infrastruktur kelistrikan, ini penting untuk indonesia, ujarnya.

Ia menegaskan, Adaro bukan sekadar perusahaan yang hanya mencari keuntungan dari batu bara. Ia menganalisis dari bisnis ini terdapat nilai tambah di sektor kelistrikan yang berefek ganda bagi kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat.

Dari situ, saya menganalisis value addedbatu bara apa sih? Ya energi listrik.Ini bisa memperbaiki kesejahteraan bangsa, tutur Boy.

Boy menuturkan, progres positif dari proyek ini menunjukkan komitmen Adaro untuk berkontribusi menuju kesuksesan program listrik 35 ribu MW.  Menurut Boy, hal ini sesuai kebutuhan masa depan negara serta sejalan dengan bisnis batu bara perusahaan tersebut. Saat ini, kami fokus menjalankan proyek ini sesuai dengan yang direncanakan untuk meningkatkan akses terhadap listrik serta mendukung pertumbuhan Indonesia, ujarnya.

Proyek ini akan menjual listrik ke PLN di bawah perjanjian pembelian tenaga listrik (PPTL) yang berlaku 25 tahun dari dan setelah Comercial Operation Date (COD).PPTL antara TPI dan PLN ditandatangani pada 15 Oktober 2014.

Tahapan konstruksi proyek ini dimulai pada Juni 2016 atau enam bulan sebelum tercapainya FC. Pembangkit listrik 2 x 100 MW di Tabalong ini di perkirakan mencapai COD pada semester pertama 2019.

PT Adaro Power (AP) sebagai sponsor dalam konsorsium TPI telah menandatangani perjanjian jaminan sponsor dengan para kreditur.  AP setuju untuk mendukung proyek ini melalui investasi pinjaman atau ekuitas yang sesuai dengan porsi kepemilikan AP di TPI. Untuk menjamin bisnis utamanya, Adaro Energy menjamin dukungan yang akan diberikan oleh AP. Kemudian, AE memberikan jaminan sesuai dengan porsi kepemilikan tidak langsung di TPI dengan total kewajiban kontijensi sekitar 88 juta dolar AS.

Sementara itu, Sidang Dewan Energi Nasional (DEN) ke-20 memutuskan target pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW tidak bergeser. Pada 2025 nanti sesuai Kebijakan Energi Nasional dan RUEN, target pembangkit listrik menjadi 114 ribu MW. Kemudian, menjadi 430 ribu MW pada 2050, ujar Anggota DEN, Tumiran.

Anggota DEN lainnya, Rinaldy Dalimi, menambahkan, sebuah proyek pembangkit listrik yang telah mencapai tahap FC, penyelesaian membutuhkan waktu tiga tahun.

PLN, kata dia, harus mempersingkat waktu pembangunan.   (ed:satya festiani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement