REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mendorong agar pengusaha pribumi tidak kalah dengan pengusaha asing maupun pengusaha besar lainnya. Menurutnya, pelaku usaha lokal harus memiliki semangat untuk memajukan daerahnya sehingga dapat mengurangi kesenjangan.
"Kalau dulu di Jawa Barat industri tekstil di Majalaya semua punya, ini selesai, ketika muncul pabrik tekstil besar maka sebagian besar orang yang dulu jadi pemilik sekarang jadi pekerja," ujar Jusuf Kalla dalam Dialog Ekonomi Dalam Rangka Rapimprov III Kadin Jawa Barat di Bandung, Selasa (24/1).
Jusuf Kalla menegaskan, Jawa Barat memiliki kemajuan di bidang sumber daya manusia dan sumber daya alam. Dari sisi sumber daya manusia, hampir semua lembaga pendidikan terbaik Indonesia berada di Jawa Barat di antaranya ITB, Universitas Indonesia, dan Universitas Padjajaran. Selain itu, Jawa Barat juga memiliki penduduk yang besar sebagai konsumen sekaligus produsen, serta pekerja atau karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian di Jawa Barat berjalan dengan baik.
Dari sisi kemajuan teknologi industri, sebetulnya Indonesia memiliki kemajuan dan kebanggaan misalnya Pindad yang sudah memproduksi senjata. Selain itu, menurut Jusuf Kalla, Indonesia juga sudah mampu membuat pesawat terbang lewat PT Dirgantara Indonesia. Namun, kemajuannya tak secepat yang diharapkan. Oleh karena itu, Jusuf Kalla mendorong agar para lulusan perguruan tinggi bisa terjun ke dunia usaha. "Masalah begini tidak bisa diselesaikan secara administratif, harus diselesaikan dengan semangat dan kultur yang baru," kata Jusuf Kalla.
Menurut JK, di sisi lain kemajuan dalam pembangunan juga bisa menyebabkan kemunduran. Misalnya, pembangunan jalan tol sangat penting untuk mengurangi kemacetan tetapi di sisi lain dapat mematikan semua warung kecil. Jusuf Kalla mengajak para pengusaha untuk mengkombinasikan pembangunan fisik dengan kemajuan rakyat untuk memperkecil kesenjangan.
Upaya pemerintah yang lainnya untuk memperkecil kesenjangan adalah dengan memberikan bunga KUR yang lebih rendah kepada pelaku UMKM. Hal ini untuk memunculkan kembali pengusaha pribumi agar berjaya di daerahnya masing-masing.