Selasa 24 Jan 2017 13:02 WIB

Rencana Trump Negosiasi Ulang NAFTA Bisa Picu PHK Massal

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump langsung merealisasikan janji kampanyenya untuk melakukan negosiasi ulang perjanjian perdagangan bebas dengan Kanada dan Meksiko. Pernyataan resmi yang dikeluarkan Gedung Putih menyatakan bahwa Trump dijadwalkan menandatangani komitmen untuk melakukan negosiasi ulang North Amerika Free Trade Agreement (NAFTA) dengan dua negara tersebut.

NAFTA pertama kali diinisiasi oleh mantan presiden George W Bush. Perjanjian dagang itu telah membantu meningkatkan volume ekspor Amerika Serikat ke Kanada dan Meksiko yang merupakan dua mitra dagang terbesar Negeri Paman Sam tersebut. Namun, Trump justru menilai NAFTA adalah salah satu perjanjian ekonomi paling buruk yang pernah ada.

Sejumlah analis mengatakan bahwa memberlakukan pembatasan yang ketat dalam urusan dagang dengan Kanada dan Meksiko dapat memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar. "Negosiasi ulang NAFTA dapat menimbulkan dampak buruk pada kawasan industri di sejumlah negara bagian yang telah mendukung Trump di 2016," ujar analis dari Oxford Exonomics, Gregory Daco, seperti dikutip NBC News.

Adapun negara-negara bagian yang ekonominya amat tergantung pada perdagangan ekspor dengan Kanada dan Meksiko antara lain Michigan, Texas, North Dakota, Kentucky, dan Indiana. Kelima negara bagian tersebut memenangkan Trump pada pemilu presiden pada November 2016 lalu.

"Jika Trump melakukan negosiasi ulang NAFTA, maka aktivitas ekonomi di negara-negara bagian tersebut akan terganggu karena berada di bawah tekanan," ujar Daco.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement