Senin 16 Jan 2017 11:38 WIB

Industri Jepang Diminta Perkuat Rantai Pasok di Indonesia

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kiri tengah) berjabat tangan bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Ahad (15/1)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo (kiri tengah) berjabat tangan bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Ahad (15/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --‎ Kementerian Perindustrian mendorong industri asal Jepang yang ada di Indonesia agar memperkuat rantai pasoknya, sehingga akan membantu mengatasi permasalahan kebutuhan bahan baku di dalam negeri. Untuk itu, diharapkan peningkatan investasi dari perusahaan-perusahaan asal Jepang.

“Kami berharap industri-industri dari Jepang, seperti yang bergerak di bidang pengolahan mineral logam, pembangkit listrik, gasifikasi batu bara, petrokimia, dan kaca dapat berinvestasi di Indonesia pada lokasi-lokasi kawasan industri yang telah disiapkan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui siaran pers, Senin (16/1).

Dalam  Business Meeting between Japan and Indonesia di Jakarta, Ahad (15/1), Airlangga menyatakan ada beberapa kawasan industri yang tengah dikembangkan. ‎ lain Kawasan Industri Dumai di Riau misalnya, yang telah dilengkapi pembakit listrik dengan kapasitas 50 MW, terminal CPO dan pengolahan limbah. Kawasan ini dapat digunakan untuk pengembangan industri gasifikasi batu bara dan oleo chemical. 

Kemenperin juga menawarkan kawasan Industri JIIPE di Gresik dengan total area seluas 2.933 Ha serta didukung power plants sebesar 23 MW dan 500 MW. Kawasan yang dilengkapi dengan residensial area dan pelabuhan ini didorong sebagai kawasan untuk heavy industry dan permesinan.‎ Selanjutnya, Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah dengan luas sebesar 2.700 Ha yang lokasinya berdekatan dengan pelabuhan Semarang. Di kawasan ini,  rencananya akan dibangun industri furniture, industri makanan dan industri garmen. 

“Dengan upah buruh yang kompetitif, maka kawasan industri ini akan memiliki keunggulan dibanding kawasan lain,” ujar Airlangga.

Kemenperin juga menawarkan lokasi Kawasan Industri Bontang di Kalimantan Timur. Kawasan ini akan dikembangkan untuk industri gasifikasi batu bara. Dengan didukung area seluas 265,6 Ha, saat ini sedang dibangun industri jasa minyak dan gas di kawasan tersebut.‎

Pada pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Istana Bogor, yang juga dihadiri Menperin Airlangga, Jokowi menyebutkan investasi Jepang mencapai 4,498 miliar dolar AS atau Rp 59,8 triliun (pada kurs Rp13.300) hingga September 2016. Angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2015.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jepang memberikan kontribusi investasi paling tinggi di Indonesia melalui industri otomotif dengan nilai 1,18 miliar dolar AS pada tahun 2015, disusul kawasan industri dan properti 520 juta dolar AS, kemudian industri logam, elektronik, dan mesin senilai 426 juta dolar AS, serta listrik, gas, dan air sebesar 134 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement