Sabtu 14 Jan 2017 15:22 WIB

Mendag Kaget Harga Sembako di Pasar SCBD Murah Meriah

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Ilham
Pedagang cabai rawit (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang cabai rawit (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita kaget dengan harga komoditas bahan pokok yang dijual dalam kegiatan Pasar Murah di kawasan Sudirman Central Bussines District (SCBD), Sabtu (14/1). Lukita mengatakan, bahan-bahan pokok yang dijual dalam kegiatan ini berbeda jauh dengan di pasaran.

Misalnya, cabai rawit merah keriting dijual dengan harga Rp 75 ribu per kilogram, daging sapi beku Australia dijual dengan harga Rp 60 ribu/kg. Sedangkan sejumlah komoditas kebutuhan pokok lainnya seperti beras dan gula dijual dengan lebih murah 40 persen dari harga pasaran.

"Ini murah sekali, saya anjurkan masyarakat kurang mampu agar bisa memanfaatkan program ini," kata dia di SCBD, Sabtu (14/1).

Menurut Lukita, praktek Pasar Murah yang diadakan oleh yayasan nirlaba Artha Graha Peduli (AGP) ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang ingin mengatasi tak stabilnya harga bahan pokok. "Saya sudah minta perusahaan-perusahaan besar untuk membantu menyetabilkan harga dan syukurlah, ada respons dari Tomy Winata (Pendiri Artha Graha) untuk mengadakan pasar murah," kata dia.

Bagi masyatakat yang ingin mendapatkan sembako dengan harga murah bisa mengunjungi area parkir Lot 8 SCBD yang terletak tepat di tengah kawasan bisnis elit di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan ini. Tak hanya di SCBD, kegiatan pasar murah ini juga digelar di berbagai wilayah di Jakarta. Seperti di Matraman, Kwitang, Kelapa Gading, dan Daan Mogot.

Sementara di kota lain, kegiatan ini juga dilakukan di Banten Surabaya, Manado, Makasar, Bali, Samarinda, Bandung, Semarang, dan Medan. Rencananya, kegiatan pasar murah di SCBD akan digelar hingga Ahad (15/1), sore.

Namun, Lukita mengingatkan agar kalangan masyarakat mampu untuk tidak berbelanja dalam kegiatan Pasar Murah AGP ini. "Ini hanya untuk saudara-saudara kita yang kurang mampu, jadi tak elok jika yang mampu membeli dengan harga normal masih ikut datang ke sini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement