REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Perusahaan mobil Volkswagen telah menyelesaikan negoisasi dengan regulator di Amerika Serikat terkait skandal emisi diesel. Pada Selasa (10/1) waktu setempat, perusahaan tersebut mengaku bersalah atas kesalahan pidana dan menyiapkan uang denda sebesar 4,3 miliar dolar AS.
Sebagai bagian dari kesepakatan perdata dan pidana, VW mengaku melakukan kesalahan demi menjaga nama baiknya yang telah tercoreng. VW mengaku dengan penambahan denda, dan biaya diesel, perusahan tersebut telah menyiapkan dana di atas 19,2 miliar dolar AS. Selama tiga tahun ke depan, akan ada pengawas independen yang memantau operasional VW.
Sebelumnya, pada Rabu (11/1), Reuters melaporkan dewan pengawas bertemu pihak VW untuk menyelesaikan masalah pidana dan perdata. Pertemuan ini juga melibatkan dewan kehakiman AS untuk mengurus masalah emisi diesel tersebut.
VW diharapkan mengaku telah melakukan kesalahan sebagai bagian dari penyelesaian permasalahan. Permohonanan kesepakatan membutuhkan persetujuan dari hakim di AS.
Dalam sebuah penelitian, Evercore ISI melihat situasi demikian sebuah pemberitaan yang baik. "Berita yang paling penting adalah VW berhasil mencapai kesepakatan yang memungkinkan perusahaan untuk pindah dari sini. Ini adalah bantuan besar agar tidak terseret ke dalam pemerintahan AS yang baru," kata Evercore ISI.
Pada September 2015, VW mengaku menginstal software rahasia di ratusan ribu mobil diesel AS. Hal itu dimaksud untuk mengelabui tes emisi gas sehingga membuat kendaraan-kendaraan tersebut tamoak lebih bersih di jalanan. Di seluruh dunia ada 11 juta kendaraan terinstal software serupa.
Pada Senin (9/1), pengadilan AS mendakwa seorang eksekutif VW, Oliver Schmidt lantaran dinilai melakukan konspirasi kasus emisi diesel tersebut. Ia dituduh mengelabui regulator. Schmidt karyawan kedua VW yang didakwa oleh jaksa di AS.
Baca juga: Eksekutif Volkswagen Ditangkap FBI Terkait Kecurangan Emisi