Selasa 10 Jan 2017 00:19 WIB

Mentan : Paling Lambat 2018 Swasembada Jagung

Petani penggarap memanen jagung dengan produksi sekitar 8 ton per hektare.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petani penggarap memanen jagung dengan produksi sekitar 8 ton per hektare.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan, paling lambat pada 2018 Indonesia sudah mampu mencapai swasembada jagung. "Sekian puluh tahun, kita impor dari Argentina, Belgia, dan Amerika. Tahun ini, impor kita turun 66 persen," ujar Amran, Senin (9/1).

Hal itu dikatakannya saat meninjau pertanaman jagung hibrida di Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Senin. Dalam kunjungan tersebut turut hadir Wakapolri Komjen Pol Syafruddin, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang, Kapolda Sulsel Brigjen Pol Muktiono, dan Pangdam VII/Wirabuana Mayjen Agus Surya Bakti.

Syafruddin mengatakan, salah satu tugas Polri adalah memberantas kartel pangan, karena merupakan salah satu penyebab meningkatnya impor pangan ke Indonesia. "Tugas Polri adalah menindak kartel. Karena salah satu indikator yang selama ini menghambat ataupun yang menahan swasembada itu adalah kartel. Untuk itu, tugas Polri adalah menghabisi kartel," katanya. Dia menambahkan, saat ini, ada sekitar 40 kasus kartel yang sedang ditangani Bareskrim Polri.

Syafruddin menjelaskan, sekarang ini kebutuhan pangan sangat diperlukan dalam kondisi stabil sampai waktu mendatang sehingga negara juga bisa stabil. "Jadi, satu-satunya yang bisa menstabilkan negara ini dan bisa berdiri tegak adalah terpenuhinya kebutuhan pangan. Oleh karena itu, aparat keamanan yaitu TNI dan Polri fokus ke situ," katanya.

Oleh karena itu, untuk mendukung program pemerintah mencapai swasembada pangan, pihaknya kini sedang melakukan kerja sama dengan para petani dan Kementerian Pertanian guna mengawal peningkatan produksi jagung. "TNI sudah terjun ke persawahan di padi dan beras, kemudian Polri menyusul bersama-sama bergandengan tangan dengan para petani untuk mendukung itu semua. Masalah keamanan dijamin. Ini Kapolda, saya perintahkan untuk memperhatikan ini," ujar jenderal bintang tiga itu.

Terkait dengan itu, Amran mengakui, tanpa dukungan kepolisian rasanya sulit untuk swasembada. Hal itu, terbukti dalam kasus pupuk, Polri telah memproses 40 kasus hingga masuk penjara.

Selain meninjau areal pertanaman jagung seluas 1.500 ha, Mentan bersama Wakapolri serta Wakil Gubernur Sulsel meninjau lokasi perkebunan tebu Pabrik Gula Takalar di Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar yang dikelola PT Perkebunan Nusantara

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement