REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Buntut ancaman Presiden Terpilh Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada pabrikan mobil asal Jepang, Toyota Motor Corporation, kini giliran pabrikan Jepang lainnya yakni Nissan yang harus merasa was-was. Alasannya, bila Toyota baru berencana membuka pabrik baru di Meksiko, Nissan justru sudah mengoperasikan pabrik mobil mereka sejak 50 tahun lalu di Meksiko.
Tak tanggung-tanggung, produksi Nissan mencapai 800 ribu unit mobil terutama entry-level Versa dan sedan Sentra. Artinya, Nissan memiliki risiko lebih besar menghadapi ancaman Trump atas "pajak perbatasan" atau pajak ekspor atas mobil-mobil mereka yang dipasarkan ke AS.
Kekhawatiran produsen mobil asal Jepang ini bermula dari kemarahan Trump atas rencana Toyota untuk membangun pabrik baru di Baja, Meksiko (Baca: Donald Trump Ancam Toyota). Mendengar hal ini, Trump yang memang dikenal proteksionis dalam kebijakan dagangnya lantas mengancam Toyota atas pajak ekspor yang tinggi.
Toyota diberikan dua pilihan oleh Trump: membangun pabrik di AS dan menyerap tenaga kerja lokal atau tetap membangun pabrik di Meksiko dan dikenai pajak ekspor yang tinggi. Tentu ancaman Trump ini sekaligus memberikan gambaran pada pasar seperti apa kebijakan ekonomi Trump setelah dilantik nanti.
Sebetulnya geramnya Trump atas pabrikan mobil yang membangun sentra industri di luar AS tak hanya ditujukan kepada pabrikan asal Jepang. Trump juga diketahui pernah mengritik pabrikan lokal AS yakni General Motors dan Ford yang juga memiliki pusat industrinya di luar AS. Keduanya juga dituduh mengabaikan tenaga kerja lokal AS yang bisa diserap.
Dikutip dari Reuters, produksi mobil di Meksiko memasok untuk nyaris 25 persen total permintaan mobil di AS. Bahkan, data pakar industri di AS menyebutkan bahwa seluruh pabrikan Jepang memproduksi paling tidak 1,4 juta kendaraan di Meksiko per Maret tahun 2016 lalu. Angka ini merupakan 40 persen dari seluruh produksi mobil yang dihasilkan di Meksiko.
Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang juga sempat menyebut bahwa mereka berencana untuk meningkatkan produksi menjadi 1,9 juta pada 2019. Trump juga berencana untuk menegosiasikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) antara Kanada, AS, dan Meksiko. Ia juga menegaskan niatnya untuk memberlakukan tarif pajak ekspor sebesar 35 persen pada mobil yang diekspor Meksiko ke AS.
Analisis JP Morgan menyebutkan bahwa kenaikan tarif pajak ekspor dari Meksiko ke AS sebesar 10 persen saja akan berimbas pada pendapatan Nissan hingga 10,3 persen. Imbas negatif juga dialami pabrikan lainnya seperti Mazda yang harus rela kehilangan 5,5, persen pendapatan, Toyota -0,7 persen, dan Honda -2,2 persen.
Salah satu pejabat dari pabrikan Jepang yang tak mau disebut namanya mengatakan kepada Reuters, bahwa keputusan strategis perusahaan untuk membangun dan menjalankan industri di Meksiko sangat sulit diubah dalam waktu semalam saja. Meski ia menyadari bahwa ancaman Trump serius. Pejabat ini juga menekankan agar Trump harus menyadari bahwa tak ada niatan produsen mobil untuk memangkas produksi di AS demi membangun hub industri di Meksiko.
Namun, analis mengatakan pabrikan mungkin akan berpikir dua kali tentang perluasan produksi dalam negeri di tahun-tahun mendatang. "Selama pemerintah dijalankan seperti ini, saya menduga (Nissan) tak akan memperluas kapasitasnya di sana (Meksiko)," ujar analis CLSA Chris Richter.