Rabu 04 Jan 2017 13:49 WIB

Ford Batalkan Pembangunan Pabrik di Meksiko

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
Ford
Ford

REPUBLIKA.CO.ID, MICHIGAN -- Ford membatalkan rencananya membangun pabrik di San Luis Potosi, Mexico senilai 1,6 miliar dolar AS. Sebagai gantinya, Ford menambah 700 lapangan pekerjaan baru di AS dan menginvestasikan 700 juta dolar AS untuk memperluas pabrik perakitan Flat Rock di Michigan.

CEO Ford Mark Fields mengatakan, keputusan diambil setelah mempertimbangkan semua faktor, termasuk iklim bisnis manufaktur AS yang lebih positif di bawah kebijakan presiden terpilih Donald Trump. Ia pun menambahkan, keputusan tersebut diambil karena penurunan dramatis untuk mobil kecil di Amerika Utara.

"Yang berperan dalam vote itu percaya bahwa ia (Trump) bisa memenuhi hal-hal ini," ujar Fields, seperti dikutip BBC, Rabu, (4/1). Meski begitu, Ford tidak sepenuhnya meninggalkan produksi di Meksiko, melainkan beralih memproduksi model Focus di pabrik yang ada di Hermosilio. Dengan begitu dapat meningkatkan profitabilitas.

Kementerian Ekonomi Meksiko menyesalkan keputusan Ford. Ia menambahkan, perusahaan mobil AS itu akan membayar kerugian di San Luis Potosi untuk setiap biaya yang dikeluarkan dari pembatalan.

Sebelumnya pada Selasa, (3/1), Trump mengkritik General Motors di Twitter untuk membuat mobil yang dibangun di Meksiko tersedia di AS dengan bebas pajak. "General Motors mengirimkan model Chevy Cruze yang dibuat di Meksiko ke dealer mobil AS bebas pajak di perbatasan. Buat di U.S.A atau membayar pajak perbatasan besar!" Tulis Trump melalui akun Twitter-nya.

Namun, General Motors (GM) menyatakan, sebagian mobil Chevy Cruze dibuat di AS. Sedangkan yang dibuat di Meksiko, hanya model hatchback. Juru bicara GM menambahkan, mobil itu dibangun di sana untuk produksi global. Jadi walau sedan Cruze sementara dibuat di Meksiko pada tahun lalu, tapi yang sekarang dijual di AS diproduksi di Ohio.

Editor Bisnis BBC Simon Jack berpendapat, mobil yang dibuat di Meksiko bisa bergerak melintasi pajak perbatasan berkat  North American Free Trade Agreement (NAFTA). Hal itu merupakan serangan kepada Trump selama kampanye yang menyebabkan hilangnya tenaga kerja lebih murah pada pekerjaan manufaktur AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement