REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Prospek usaha kelapa sawit kini dinilai tak lagi menggembirakan. Seorang pengusaha perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan, H Karli Hanafi Kalianda mengatakan harga jual tandan buah segar maupun produk perkebunan tersebut berupa minyak mentah sawit (CPO) tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Sedangkan pembiayaan untuk pengusahaan dan perawatan perkebunan kelapa sawit tersebut mahal, seperti tenaga kerja dan sara produksi seperti pupuk. Namun pebisnis yang kini anggota Komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalsel tersebut tidak menyebut atau merinci perbandingan antara biaya operasional dengan hasil jual produksi usaha perkebunan kelapa sawit itu.
Namun, dia masih optimistis usaha perkebunan kelapa sawit pada saatnya nanti membaik dan menggembirakan kembali. "Karena banyak produk-produk ikutan lain yang membutuhkan produk dari perkebunan kelapa sawit, yang menjadi kebutuhan orang banyak pula, seperti minyak goreng, serta kosmetik," ujar alumnus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu.
Selaku wakil rakyat, dia menyatakan, akan membicarakan permasalahan perkebunan kelapa sawit tersebut dengan kawan-kawannya dalam Komisi II DPRD Kalsel yang juga membidangi pertanian secara umum (termasuk perkebun). "Salah satu permasalahan bagi usaha perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit ialah pupuk yang harganya cukup tinggi, tanpa subsidi, terkecuali perkebunan rakyat," kata Akang.
Di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut dalam belasan tahun belakangan usaha perkebunan kelapa sawit semakin bertambah, dan merambah lahan gambut serta lebak (rawa monoton). Kalau tahun 1980-an perkebunan kelapa sawit baru ada di Kabupaten Kotabaru - wilayah timur Kalsel, kini hampir pada semua kabupaten/kota di provinsi ini juga terdapat usaha perkebunan komoditas tersebut, kecuali Kota Banjarmasin dan Banjarbaru.
Usaha perkebunan kelapa sawit di Kalsel tidak hanya oleh perusahaan besar swasta nasional, tetapi juga masyarakat dengan sistem koperasi dan pola kemitraan plasma dengan perkebunan inti.