Selasa 03 Jan 2017 20:12 WIB

JP Morgan Tanggapi Pemutusan dari Indonesia

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Indira Rezkisari
JPMorgan Chase
Foto: EPA
JPMorgan Chase

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – JP Morgan Chase Bank bersikap terkait keputusan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Keuangan, yang mengakhiri kemitraan dengannya sebagai bank persepsi pada awal tahun ini.

Reuters melaporkan, Selasa (3/1), pihak JP Morgan menganggap penilaian downgrade yang dilakukannya atas Indonesia dan Brasil merupakan “taktik” untuk merespons kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS mendatang. Kemudian, JP Morgan berkomitmen untuk tetap beroperasi di Indonesia seperti biasa.

“Dampak bagi para klien kami itu minimal. Dan kami akan terus bekerja sama dengan Kementerian Keuangan demi menyelesaikan persoalan tersebut,” kata Juru Bicara JP Morgan kepada Reuters melalui surel, Selasa (3/1).

Pada 13 November 2016 lalu, JP Morgan merilis hasil riset yang merekomendasikan alokasi ulang portofolio investor JP Morgan terhadap negara-negara berkembang, antara lain, India, Brasil, dan Indonesia. Untuk Indonesia, JP Morgan menurunkan rekomendasinya hingga dua tingkat ke bawah, yakni dari overweight ke underweight. Hal itu cukup mengejutkan bila, misalnya, dibandingkan dengan Brasil, yang hanya mengalami penurunan satu tingkat, yakni dari overweight ke netral.

Terpisah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Suahasil Nazara menegaskan, hasil riset JP Morgan itu “tidak masuk akal.”

Sebab, Indonesia belakangan ini justru mengalami situasi politik yang stabil, khususnya di lingkup Asia Tenggara. “Kami sudah tanya kepada mereka (JP Morgan) untuk mengklarifikasi riset itu. Mereka sudah menerangkannya kepada kami. Tapi, kami berpikir, argumen mereka tetap tidak kredibel. Ini bukan berarti kami jumawa. Tapi kami melihat diri sendiri (Indonesia) dan membandingkannya dengan ekonomi negara-negara lain,” ujar Nazara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement