REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan akan mengerahkan tim penyelam untuk mencari korban KM Zahro Express yang terbakar saat berlayar di sekitar Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Ahad (1/1).
"Besok (Senin) pagi kita akan terjunkan lima penyelam untuk mencari korban yang belum ditemukan. Akan kita pastikan apakah masih ada penumpang yang tenggelam di laut atau tidak," ujar Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Victor Vikki Soebroto, dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad malam.
Dia menjelaskan pihaknya pada Ahad pagi telah mengirimkan dua kapal patroli masing-masing bernomor lambung KNP-348 dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Tanjung Priok dan KN-355 dari KSOP Kepulauan Seribu. Selain itu, telah dikerahkan juga dua unit pompa yang disiagakan di dermaga dan satu unit "Fire Boat".
"Saat ini seluruh penumpang sudah dievakuasi ke Pelabuhan Muara Angke, KM Zahro Express juga sudah ditarik pada pukul 10.30 WIB oleh KNP-348 ke Pelabuhan Kali Adem untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujar Victor.
Korban meninggal akibat kebakaran Kapal Zahro Express di Muara Angke, Jakarta Utara bertambah dari 17 orang menjadi 23 orang. "Betul, 23 orang meninggal, 17 orang luka-luka, 17 orang hilang dan 194 orang selamat," ujar petugas piket Pusat Pengendalian Operasional dan Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD DKI Jakarta Seply Madreta.
Menurut Seply, dari total 23 korban meninggal tersebut, sebanyak tiga jenazah telah berada di Rumah Sakit Atmajaya, Jakarta Utara. Sementara itu, 20 korban meninggal lainnya telah dievakuasi dan sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit Pusat Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk kemudian diidentifikasi.