Senin 02 Jan 2017 06:03 WIB

Pengamat: Sebaiknya Presiden Jokowi Gunakan Data Jawab Isu Soal TKA Cina

Tenaga Kerja Dari Cina ( ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Tenaga Kerja Dari Cina ( ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan isu TKA ilegal dari Cina sempat menyesaki ruang opini publik dan saling bantah pun terjadi. Pemerintah mengatakan bahwa membludaknya TKA elegal adalah upaya propaganda dan tidak benar.

“Sebaiknya presiden mengkonfirmasi dan menggunakan data real, presiden bisa berbicara apa adanya dan melakukan konfirmasi ulang, bahwa semua tuduhan tersebut tidak benar dan tidak beralasan,” kata Pangi dalam rilisnya kepada Republika.co.id, Ahad (1/1).

Ia menjelaskan, janji Jokowi mengurangi pengangguran dengan membuka lapangan kerja belum terwujud‎. Alih-alih ingin membuka peluang lapangan kerja, pemerintahan Jokowi justru diguncang isu mengenai serbuan tenaga kerja asing asal Cina yang ramai di penghujung tahun.

Pada saat yang sama, tambahnya, justru pemerintah menyiapkan karpet merah, mengutamakan lapangan pekerjaan  buruh kasar kepada tenaga kerja asing. Menurutnya pemerintah harus reasioner menyelesaikan komplikasi problem TKA ilegal  pada level hulu, bukan terjebak pada aksi dan reaksi kausalitas level hilirnya, di depan mata TKA ilegal bisa mengancam kepentingan nasional.

Ia menambahkan, meski sejumlah survei merilis tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi naik dan cukup memuaskan, namun hal itu berbanding terbalik dengan realitas di lapangan. Tingkat kepuasaan survei harus dibaca dan dicermati oleh presiden dengan melihat bentangan emperis, fakta dan realitas di lapangan.

“Rakyat tidak cukup bisa dibahagiakan dengan angka-angka tersebut. Pemerintahan Jokowi masih dianggap gagal dalam memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.‎ Janji Jokowi mengurangi utang Indonesia belum berbuah manis,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement