Senin 26 Dec 2016 16:26 WIB

Harga Daging Sapi di Medan Rp 120 Ribu per Kilogram

Rep: Issha Harruma/ Red: Winda Destiana Putri
Daging sapi
Foto: pixabay
Daging sapi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di kota Medan menyentuh Rp 120 ribu per kg. Tingginya harga ini diklaim telah terjadi sejak beberapa bulan lalu dan belum mengalami penurunan hingga sekarang.

Harga yang tinggi ini salah satunya terjadi di pasar Sukaramai. Di pasar ini, daging sapi dijual dengan harga Rp 110 ribu hingga Rp 115 ribu per kg. 

Salah satu pedagang pasar Sukaramai, Dede Ariani Lubis mengatakan, harga ini stabil sejak hari raya Idul Fitri lalu. Harga pun, menurutnya, tidak mengalami kenaikan saat jelang Natal kemarin. "Normal, stabil aja. Yang beli pun itu-itu saja. Natal kemarin juga enggak naik," kata Dede kepada Republika, Senin (26/12).

Dede mengaku tidak mengetahui alasan masih tingginya harga daging sapi ini. Menurutnya, harga daging sapi yang dia jual memang tinggi dari sumber dia mengambil pasokan. "Ngambil dari RPH (rumah potong hewan). Memang tinggi dari sana. Enggak tahulah, masih sepi pembeli ini," ujar dia.

Sementara itu, di pasar Petisah, daging sapi terpantau dijual dengan harga Rp 115 ribu hingga Rp 120 ribu per kg. Tingginya harga ini juga diklaim telah terjadi sejak hari raya Idul Fitri lalu. "Kalau kita bilang, enggak ada kenaikan harga. Paling kalau tahun baru nanti naiknya," kata salah satu pedagang pasar Petisah, Abdul Jalil.

Abdul memprediksi harga ini akan mengalami kenaikan jelang tahun baru nanti. Menurutnya, berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, kenaikan harga biasanya bukan terjadi pada masa Natal, namun saat jelang tahun baru. "Biasanya kalau mau tahun baru, naik dikit harganya. Sekitar 10-20 persen. Biasanya naik sejak dua tiga hari sebelum tahun baru," ujar dia.

Abdul juga menyebut, angka penjualan jelang Natal lalu tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Penjualan, lanjutnya, memang mengalami peningkatan sehari sebelum dan saat Natal. Namun, angka penjualan yang lebih tinggi, kata Abdul, diprediksi baru akan terjadi jelang tahun baru mendatang. "Biasanya kalau mau tahun baru, baru ramai, banyak yang merayakan. Biasanya tahun-tahun lalu begitu," kata Abdul.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement