REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Chief Human Capital Officer (CHCO) Telkom Group Herdy Rosadi Harman meraih Best Chief Human Officer (Best CHCO) pada ajang BUMN Leaders Award 2016 yang diselenggarakan IPMI International Business School bekerja sama SWA Media.
Herdy berhasil meraih skor tertinggi sekaligus menyisihkan kandidat CHCO dari BUMN lain. Menurut Salah satu juri yang merupakan pengajar IPMI, Bambang Gunawan, pencapaian seorang CHCO adalah mampu menciptakan talenta yang siap bersaing. Bahkan siap ditempatkan di BUMN lain dan menerapkan teknologi digital dalam mengelola talenta. "Sehingga perkembangan talenta dapat dimonitor setiap hari," ujar Bambang di sela-sela pengumuman, akhir pekan.
Menurut Bambang, terobosan Herdy yang kemudian menjadikannya pemenang dalam BUMN Leaders Award adalah pertama melakuan pembangunan di tiga hal. Yakni, di sisi people, culture, dan organisasi.
Kedua, kata dia, Herdy telah memetakan kembali (remapping) 72 anak usaha Telkom dalam tata pengelolaan dari. strategic guidence ke strategic control. Terobosan ketiga, melakukan talent scouting yang otomatis akan ditawarkan kandidat yang terbaik. Keempat, mengadakan kompetisi Socio Digi Leader untuk anak muda yang kreatif dan inovatif.
"Terakhir, membangun para leader melalui Great People Development Programme (GDP)," katanya.
Menurut CHCO Telkom Group, Herdy Rosadi Harman, penghargaan tersebut merupakan suatu kehormatan untuk Telkom dan dirinya pribadi. "Ini cerminan kerja keras teman-teman Telkom. Teman-teman di HCM (Human Capital Management, red)," katanya.
Menurut Herdy, penghargaan ini pun sejalan dengan upaya perusahaan dalam menciptakan pengelolaan sumber daya manusia berkelanjutan. Yakni, dari mulai proses rekrutmen, kerja, hingga pensiun.
Kompetisi, kata dia, menuntut perubahan pola pikir mendasar sumber daya manusia/SDM dari perusahaan Telco (Telecomunication Company) menjadi DiCo (Digital Company). Mengikuti perubahan zaman ke era digital ini penting, karena perilaku sumber daya juga berubah. Yakni, lebih suka bekerja dalam suasana kantor yang informal, guyub, dan terbuka, pekerja lebih sedikit namun lebih berkompeten, serta mengutamakan komunikasi secara online.
"Dengan seluruh startegi ini, kami targetkan masuk 500 besar Fortune serta stabil pada 9 besar besar operator telekomunikasi valuasi pasar terbesar Asia Pasifik tahun 2020," katanya.
PT Telkom, kata dia, saat ini sudah berhasil naik dari posisi 12 pada April 2015 menjadi urutan 9 pada September 2016 lalu. Valuasi pasar sebelumnya, 22 miliar dolar Amerika naik ke 33 miliar dolar Amerika. Sehingga, PT Telkom naik tiga peringkat menyalip operator nomor dua di Tiongkok, Cina Unicom, yang valuasi pasarnya mencapai 28 miliar dolar Amerika.