Rabu 21 Dec 2016 13:42 WIB

PLN akan Suplai Kebutuhan Listrik MRT

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ani Nursalikah
 Pekerja menyelesaikan pembangunan Jalur MRT di Jakarta, Selasa (20\12).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pekerja menyelesaikan pembangunan Jalur MRT di Jakarta, Selasa (20\12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menyuplai kebutuhan listrik untuk kereta cepat yang akan dioperasikan PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Pada Rabu (21/12), kedua perusahaan menandatangani kontrak perjanjian jual beli tenaga listrik.

Berdasarkan siaran pers yang diterima Republika.co.id, PT MRT akan membeli layanan jenis premium dari PLN. Ini demi memastikan terpenuhinya pasokan listrik sehingga tak akan mengganggu jadwal kereta pada saat MRT beroperasi nanti.

"Artinya penyaluran tenaga listrik selama MRT beroperasi akan dilaksanakan terus-menerus tanpa terputus," ujar Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim.

Saat ini, PT MRT Jakarta sedang membangun gardu induk berkapasitas 150 kV yang berlokasi di Taman PKK Sambas, Jakarta Selatan. Gardu induk tersebut juga akan dilengkapi dengan Sistem Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV yang akan tersambung ke dua gardu induk PLN, yaitu Gardu Induk Pondok Indah dan Gardu Induk CSW.

PT MRT menargetkan, gardu induk Sambas dapat mulai difungsikan pada Desember 2017. Setelah itu, PLN akan mulai menyuplai tenaga listrik ke gardu induk milik PT MRT dengan kapasitas daya sebesar 60 ribu kVA.

Pembangunan proyek MRT dimulai sejak 10 Oktober 2013. MRT tahap pertama akan membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Koridor satu MRT tersebut akan terdiri dari 13 stasiun, dengan rincian tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah. Proyek yang ditargetkan dapat mengurangi kemacetan Jakarta ini diperkirakan akan beroperasi pada awal 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement