REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pulau Bali dinilai perlu mendiversifikasi produk pariwisata supaya mampu bersaing dengan kawasan baru yang berkembang. Produk pariwisata yang dimaksud, antara lain pariwisata olah raga (sport tourism), pariwisata religi (religious tourism), wisata kesehatan (medical tourism), dan wisata untuk turis berusia lanjut (retirement tourism).
"Diversifikasi produk pariwisata perlu dipikirkan supaya Bali tetap menjadi daerah tujuan wisata utama untuk wisatawan lokal dan mancanegara," kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, Rabu (21/12).
Pastika menyoroti perlunya mencermati selera pasar dan tak kalah pentingnya memperhatikan pencanganan dalam pembangunan pariwisata yang tetap probudaya dan prolingkungan. Bali saat ini bersaing setidaknya dengan 10 destinasi wisata baru seiring keberadaan kawasan ekonomi khusus di Tanah Air.
Kawasan pedesaan Bali memiliki potensi pariwisata yang membutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM). Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida bagus Agung Partha Adnyana mengatakan permasalah lain yang cukup serius adalah kapasitas Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai yang overload.
"Lainnya adalah kemacetan, sarana transportasi, sampah, dan sanitasi lingkungan yang perlu segera ditangani yang memengaruhi kualitas pariwisata Bali," ujarnya.
Kemacetan dan lamanya perjalanan membuat kenyamanan wisatawan di Bali berkurang. Wisatawan misalnya enggan pergi ke Bali Utara karena memerlukan waktu perjalanan lama. Pemerintah Provinsi Bali berencana membangun bandara baru di Bali Utara. Saat ini prosesnya menunggu izin lokasi dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perikanan dan Kelautan.