REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatra Utara telah menjadi perhatian sejumlah negara asing. Di antaranya seperti Jepang, Belanda dan Amerika Serikat.
"Hal ini merupakan kebanggaan bagi daerah tersebut, karena ketertarikan negara-negara besar mengenai pendirian Pelabuhan Kuala Tanjung yang akan menjadi pusat perekonomian," kata Budi usai melantik Pengurus Daerah Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sumatera Utara di Medan, Kamis (8/12) malam.
Pengurus Kagama Sumut periode 2016-2021 yang dilantik, yakni Ketua M Hamied Wijaya (Direktur SDM dan Umum Pelindo 1), Sekretaris Triadsom W dan Bendahara Tuahman Purba. Budi Karya Sumadi merupakan Ketua Harian Pengurus Pusat Kagama. Menhub mengatakan, belum lama ini Wakil Menteri Transportasi Jepang Hiroshi Tabata juga mengadakan kunjungan ke Kantor Pelindo dan dia mendapat penjelasan lebih luas mengenai kondisi Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut.
Hal ini, menurut dia, suatu kebanggaan bagi Sumatera Utara (Sumut) memiliki pelabuhan yang terbesar dan juga paling hebat nantinya. "Namun yang penting bagi masyarakat harus ikut mendukung kelancaran pembangunan Kuala Tanjung yang bertaraf internasional dan menjadi poros perekonomian dunia," ujar Budi.
Ia menyebutkan, pihak asing yang juga tertarik dengan Pelabuhan Kuala Tanjung itu, adalah Rotterdam, Belanda dan telah mengadakan kerja sama dengan PT Pelindo 1 selaku pengelola pelabuhan tersebut. "Kita berharap negara-negara maju dan terkenal lainya dapat mengadakan kerja sama dengan Pelindo 1 untuk mempromosikan Pelabuhan Kuala Tanjung di dunia," jelas Menhub. Sementara itu, pengerjaan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara juga ditangani oleh konsultan ahli dari "Port of Rotterdam International", Belanda.