REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pedagang sayuran di Pasar Kebon Roek, Kota Mataram, Junaidi (40) mengaku senang dengan naiknya harga cabai. Ia mengatakan, sejumlah harga cabai mengalami kenaikan meski tak signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Ia katakan, untuk cabai rawit merah saat ini dijual dengan harga Rp 40 ribu per kilogram (kg) atau naik Rp 5 ribu dari Ahad (4/12) kemarin yang seharga Rp 35 ribu. Pun dengan harga cabai merah keriting yang dijual dengan Rp 35 ribu per kg, dari sebelumnya yang dijual seharga Rp 30 ribu per kg. "Kalau harganya naik, lebih laku," katanya kepada Republika di Pasar Kebon Roek, Mataram, Senin (5/12).
Warga Kecamatan Ampenan, Kota Mataram ini menuturkan, saat harga cabai murah, pembeli justru membeli dalam jumlah banyak untuk stok persediaan. Alhasil, banyak cabai yang ia jual keesokan hari tidak laku dan membusuk.
Dengan naiknya harga cabai, para pembeli justru lebih sering membeli dengan jumlah yang sedikit namun cukup sering. "Misalnya, hari ini dia beli seperempat kilogram, besoknya beli lagi," lanjutnya.
Ia menilai, kenaikan harga cabai di Mataram diakibatkan tersendatnya pasokan cabai. Banyak petani cabai, lanjutnya, yang lahannya kebanjiran akibat intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir mengguyur Kota Mataram.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB menyatakan, cabai merupakan salah satu komoditas yang memiliki andil besar dalam inflasi NTB pada November 2016. Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, NTB mengalami inflasi sebesar 0,20 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (Ihk) dari 124,21 pada Oktober menjadi 124,46 pada November.
"Komoditas penyumbang inflasi terbesar di NTB ialah dari cabai seperti cabai merah dan cabai rawit," ungkapnya dalam jumpa pers di kantor BPS NTB, Jalan Gunung Rinjani, Mataram, Rabu (1/12).
Selain itu, juga ada bawang merah, jeruk, tongkol, beras, bawang putih, dan mie yang menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar selain cabai.