Senin 05 Dec 2016 07:02 WIB

Saran Asosiasi Pedagang untuk Mengatasi Lonjakan Harga Cabai

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
 Pedagang cabai di pasar tradisional.
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang cabai di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Abdullah Mansuri mengatakan tingginya harga cabai merah membuat pemerintah harus mengambil langkah strategis agar kenaikan tak makin menjadi di musim natal dan tahun baru. Menurutnya, langkah strategis tersebut bisa diambil dengan memetakan daerah produksi cabai.

Pemerintah, ungkap Mansuri, perlu memanajemeni daerah produksi mana yang gagal panen, mana yang surplus. "Pemerintah harus memastikan data produksi itu aman, mereka itu kan punya jaringan di bawah, daerah produksi yang gagagl panen amana saja, surplus mana saja. Daerah yang kebuthannya tinggi harus disuplai sama daerah yang surplus. Kalau di Jakarta kurang stok, harganya bisa gila gilaan," ujar Mansuri kepada Republika, Ahad (4/12).

Mansuri mengatakan tingginya harga cabai tak bisa dikendalikan oleh pemerintah. Ia mengatakan bahkan pemerintah terlambat mengambil tindakan karena pada bulan lalu memang petani terjadi gagal panen. Gagal panen dalam tiga hari tersebut menyebabkan kelangkaan dan menyebabkan harga langsung naik.

"Sebenernya waktu itu kita mendesak pemerintah untuk melangkah cepat dan langkah antisipatif. Dulu kalau satu bulan yang lalu, persoalan awal petani tidak panen dalam jangka waktu berapa hari. tiga hari kira kira. Pasca itu, ada kenaikan lalu tidak bisa dikendalikan," ujar Mansuri.

Mansuri menjelaskan posisi harga cabai saat ini menginjak harga Rp 65 ribu per kilogram (kg) untuk cabai merah keriting dan Rp 64 ribu per kg untuk cabai merah besar. Sedangkan cabai rawit merah berada di bawah cabai merah keriting dan besar sekitar Rp 55 ribu per kg.

"Nggak pernah di bawah Rp 35 ribu per kg untuk cabai merah keriting, termasuk rawit merah. Bahkan harga yang sekarang Rp 65 ribu sudah mendekati Rp 70 ribu. Cabai merah keriting dan merah TW hampir sama, rawit merah lebih rendah. Merah TW sama merah keriting itu, kejar-kejaran harganya. Selisihnya gak jauh," ujar Mansuri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement