Kamis 01 Dec 2016 15:57 WIB

BPS: Waspadai Harga Beras

Red: Nur Aini
Pedagang beras (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pedagang beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah dinilai perlu mewaspadai kenaikan harga beras kualitas medium yang pada November 2016 naik rata-rata sebesar 0,77 persen di tingkat penggilingan dari Rp 8.981 per kilogram menjadi Rp 9.050 per kilogram.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan bahwa selain kenaikan harga rata-rata beras kualitas medium, harga beras kualitas rendah juga naik sebesar 0,40 persen menjadi Rp 8.632 per kilogram dan kualitas premium naik 1,37 persen menjadi Rp 9.257 per kilogram.

"Desember 2016 perlu waspada harga beras naik. Sejauh ini, pelaku usaha tidak mengambil keuntungan yang tidak wajar," kata Sasmito dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (1/12).

Pada tingkat penggilingan, untuk harga rata-rata harga gabah kering panen juga meningkat 0,37 persen menjadi Rp 4.660 per kilogram. Sementara untuk gabah kering giling naik 0,23 persen menjadi Rp 5.426 per kilogram dan gabah kualitas rendah menjadi Rp 4.225 per kilogram atau naik 0,31 persen.

Sama halnya dengan tingkat penggilingan, pada tingkat petani rata-rata harga gabah kering panen Rp 4.574,00 per kilogram atau naik 0,41 persen. Harga gabah kering giling di tingkat yang sama tercatat Rp 5.325,00 per kilogram atau naik 0,26 persen dan gabah kualitas rendah naik 0,28 persen atau menjadi Rp 4.122,00 per kilogram.

Harga tertinggi untuk gabah di tingkat petani mencapai Rp 7.500 per kilogram dan di tingkat penggilingan sebesar Rp 7.550 per kilogram. Sementara untuk yang terendah mencapai Rp 3.300 per kilogram di tingkat petani dan Rp 3.475 di tingkat penggilingan. Harga tertinggi di tingkat petani dan penggilingan berasal dari kualitas gabah kering panen varietas Siam Mayang di Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Sementara itu, untuk terendah berasal dari gabah kualitas rendah varietas IR64 dan Mikongga yang terjadi di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Laporan Badan Pusat Statistik tersebut berdasarkan 1.571 transaksi penjualan gabah di 23 provinsi selama November 2016 yang didominasi transaksi gabah kering panen 67,60 persen, gabah kualitas rendah 20,24 persen, dan gabah kering giling 12,16 persen.

Baca juga: Harga Pangan Masih Sumbang Inflasi Terbesar

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement