Rabu 30 Nov 2016 14:44 WIB

Jokowi Targetkan Setop Impor Jagung pada 2018

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen jagung. ilustrasi
Foto: Antara/ Harviyan Perdana Putra
Petani memanen jagung. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia sudah mampu memenuhi sendiri seluruh kebutuhan jagung nasional pada 2018. Artinya, dua tahun dari sekarang pemerintah akan stop membeli jagung impor. 

"2018 kita sudah tidak impor. Pak Menteri Pertanian sudah janji," ucap Presiden, usai memberikan penghargaan Adhikarya Pangan Nasional 2016 di Istana Negara, Rabu (30/11). 

Menurut Presiden, dua tahun lalu angka impor jagung masih 2,7 juta ton per tahun. Tahun ini, impor jagung berhasil ditekan hingga turun sekitar 60 persen. Pemerintah, kata Presiden, terus mendorong peningkatan produksi jagung di dalam negeri agar impor dapat dihentikan dua tahun dari sekarang. 

Menurut Jokowi, salah satu faktor yang menghambat swasembada jagung di Tanah Air yaitu karen petani malas berpoduksi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya harga yang didapat petani dari hasil menjual jagung mereka. 

Presiden menuturkan, saat melakukan kunjungan ke Nusa Tenggara Timur, ada petani yang mengeluhkan jagung mereka hanya dihargai Rp 1.600 per kilogram. Harga yang sangat rendah tersebut membuat petani merugi. Oleh karenanya, produksi jagung dalam negeri tak pernah meningkat. 

Saat ini, menurut Jokowi, harga jagung di tingkat petani mencapai Rp 3.100 per kilogram. Kenaikan harga tersebut terjadi sejak pemerintah membuat kebijakan untuk mengendalikan harga jagung di pasaran. Pemerintah menjamin seluruh produksi petani akan dibeli oleh Bulog dengan harga yang pantas. 

"Alhamdulillah sekarang semuanya semangat nanam jagung," kata Presiden. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement