Rabu 30 Nov 2016 08:53 WIB

Pelaku Usaha Diajak Berinvestasi di Wilayah Perbatasan

Red: M Akbar
 Nelayan membongkar tangkapan ikan tuna di dermaga desa Daeo, Pulau Morotai, Ahad (15/11).   (Antara/Fanny Octavianus)
Nelayan membongkar tangkapan ikan tuna di dermaga desa Daeo, Pulau Morotai, Ahad (15/11). (Antara/Fanny Octavianus)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa) mendorong para pelaku usaha untuk menanamkan investasinya di wilayah perbatasan. Untuk mewujudkan hal tersebut telah digagas upaya pemetaan terhadap komoditas unggulan yang menyertakan kondisi, potensi dan nilai kebutuhan investasi.

''Kami sudah menyiapkan data dan informasi mengenai rencana bisnis dan peluang investasi yang ditawarkan kepada pihak swasta dan dunia usaha untuk mengembangkan investasi di berbagai perbatasan atau Kawasan Beranda Indonesia (KBI),'' kata Direktur Jendral Pengembangan Daerah Tertentu (Dirjen PDTu) Kemendesa, Suprayoga Hadi, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (30/11).

Sebagai bentuk realisasi, Suprayoga mengatakan pihaknya akan menggelar Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan (Border Business and Investment Forum) pada 1 Desember mendatang di Jakarta. Ia mengatakan kegiatan ini hadir untuk mendukung forum yang menjadi ajang mempertemukan kepala daerah dan pelaku usaha (investor).

Sementara sebagai awalan dari forum tersebut, Suprayoga mengaku, pihaknya telah melakukan penyusunan Buku Rencana Bisnis dan Investasi (business plan) terhadap komoditas unggulan yang menyertakan kondisi, potensi, dan nilai kebutuhan investasi. Riset ini merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Gajah Mada untuk mengkaji potensi komoditas unggulan daerah perbatasan dalam rangka menyediakan informasi lokasi investasi di Pusat Kegiatan Strategis Nasional.

''Sekarang ini baru dapat memuat 6 kabupaten perbatasan dulu, yaitu Natuna, Nunukan, Belu, Kepulauan Talaud,  Morotai, dan Merauke,'' katanya.

Suprayoga menambahkan, jika tahun lalu masih terfokus pada pemetaan dan juga regulasi kebijakan, maka pertemuan tahun ini pihaknya menyodorkan apa saja potensi dan kebutuhan investasi di enam daerah KBI. Itu sebabnya, kata dia, Border Bussines and Investment Summit tahun ini lebih banyak diikuti perusahaan swasta, BUMN, pengusaha, asosiasi usaha, hingga kedutaan besar negara-negara sahabat.

''Undangan kita sesuaikan dengan jenis investasi yang dibutuhkan di setiap daerah. Tentu acara ini juga dihadiri kepala-kepala daerah wilayah perbatasan,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement