Jumat 25 Nov 2016 12:58 WIB

PT DI Serahkan Dua Helikopter Tempur Pesanan Kemenhan

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Seorang teknisi menyelesaikan proses produksi Helikopterdi hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat / Ilustrasi
Seorang teknisi menyelesaikan proses produksi Helikopterdi hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memesan dua helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia (DI). Dua helikopter jenis Full Combat Sar Mission SC 725 resmi diserahkan langsung kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacuddu di Hanggar Final Asy Kompleks PTDI, Kota Bandung, Jumat (25/11).

Menhan Ryamizard mengaku bangga dengan helikopter yang dibuat PT DI.  Ia mengatakan pemesanan helikopter tersebut untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) ini.

"Kami ambil dua. Dari Kementerian Pertahanan kita beli untuk TNI AU. Ya inilah buatan kita yang harus kita syukuri dan kita banggakan bahwa kita mampu dan mampu," kata Ryamizard usai penyerahan helikopter secara resmi.

Menurutnya, pemesanan helikopter ini juga ditujukan untuk mempromosikan kepada dunia atas karya anak bangsa. Ia menegaskan Indonesia pun bisa membuat alutsista dengan teknologi canggih untuk pertahanan dalam negeri.

"Kita bisa buat dan ternyata sudah ada yang beli seperti Thailand dan Filipina, kemudian kapal juga begitu di Surabaya. Kita harus banggalah sebagai anak bangsa kita sudah mampu membuat sendiri," ujarnya.

Direktur Utama (Dirut) PTDI Budi Santoso mengatakan helikopter SC725 memiliki sejumlah kelebihan. Kelebihan ini cocok bagi TNI AU sebagai alutsista dan pesawat tempur.

"Heli SC725 dapat digunakan untuk berbagai misi seperti transport SAR dan digunakan untuk bertempur karena dilengkapi oleh persenjataan," kata Budi.

Selain itu, Budi menyebutkan helikopter berwarna hijau ini juga telah disertifikasi C State 6 dan memiliki pelampung bagian bawah untuk kondisi darurat. Tak hanya itu, helikopter SC725 ini dilengkapi oleh light spekctograf dan hois untuk mencari dan mengevakuasi korban. Serta dilengkapi kamera infrared untuk mendukung operasional segala medan dan kondisi.

"Luas kabin fleksibel yang mampu mengangkut 29 personel atau beban maksimal 11 ton memiliki feasibilitas untuk melihat ke bawah dan ke samping," ujar Budi.

Untuk mendukung sistem pertahanan udara Indonesia, helikopter ini juga dilengkapi dengan kursi yang bisa dipakai untuk senapan mesin.  Pesawat ini dibuat dengan komposisi badan dikerjakan langsung oleh PTDI. Sementara dynamic componentnya dibuat di Perancis karena jumlahnya yang terbatas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement