REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyatakan hubungan ekonomi antara Indonesia dengan Amerika Serikat tetap baik di tengah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Bahkan, ia menilai Donald Trump tidak akan sembrono dalam kebijakan karena memiliki penciuman bisnis yang tajam.
"Saya masih meyakini bahwa yang akan dilakukan adalah hal-hal yang baik, baik untuk Amerika Serikat sendiri, maupun juga untuk dunia. Tidak mungkinlah kita, misalnya melakukan sesuatu yang merugikan semua negara," kata Jokowi dalam sambutannya saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Balai Sidang Jakarta, Selasa (22/11) petang.
Menurut Jokowi, banyak masyarakat dunia yang kaget atas terpilihnya Trump sebagai Presiden AS. Kendati demikian, Presiden menilai terpilihnya Trump sebagai hal yang wajar dalam demokrasi. "Kekagetan itu, kata orang ini kata orang, menyebabkan ketidakpastian. Kalau saya tidak," ujar Jokowi.
Jokowi menilai Trump bukanlah sosok seperti yang dikhawatirkan sejumlah masyarakat saat ini sehingga akan mempengaruhi ekonomi dunia, khususnya AS sendiri melalui kenaikan bunga The Fed. "Saya kira dia mempunyai penciuman bisnis, penciuman ekonomi yang sangat tajam. Tidak mungkin secara sembrono melakukan hal-hal yang dibayangkan orang-orang seperti yang kita lihat sekarang ini," ujar Kepala Negara.
Presiden berharap isu yang belum jelas agar tidak menjadi ketakutan bagi dunia usaha untuk mengembangkan ekonomi di Indonesia. Indonesia, kata Presiden, juga tetap optimistis dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada 2017 melalui pemberantasan pungutan liar dan korupsi, perbaikan birokrasi serta pembangunan infrastruktur.