REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pers dan Hubungan Masyarakat Mission of the People's Republic of China to ASEAN, Wang Zeliang menilai Asia menjadi kawasan yang paling stabil di dunia sehingga dapat berdampak positif bagi pembangunan. Hal tersebut dia sampaikan dalam kegiatan diskusi di London School of Public Relationship (LSPR) di Jakarta, Jumat (18/11), terkait pembahan kondisi politik dan perekonomian dunia.
"Banyak pakar dunia yang menilai kemajuan ekonomi, politik, hubungan internasional, trennya berkembang ke Asia," ujarnya.
Dia mencontohkan, kawasan Eropa saat ini juga tengah menghadapi tantangan regional berupa membeludaknya pengungsi ke negara-negara di Eropa, ditambah dengan kejenuhan Inggris terhadap Uni Eropa yang berakhir dengan peristiwa Brexit. Sedangkan untuk Timur Tengah, masih menghadapi situasi konflik, peperangan, dan segala macam hal yang menghalangi kestabilan keamanan di kawasan tersebut.
"Tidak salah jika para pakar dan pengamat dunia memiliki harapan besar dan pandangan positif terhadap Asia," katanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, berkembangnya Cina menjadi salah satu negara Super Power di kawasan Asia juga akan berdampak pada situasi hubungan diplomasi dengan negara-negara anggota ASEAN.
Wang menilai Cina dan ASEAN saling membutuhkan, terbukti dari catatan sejarah yang membuktikan telah ada hubungan dekat negara tersebut dengan ASEAN di masa lampau.
"Kita bisa memilih teman, tapi tidak bisa memilih tetangga. Cina dan ASEAN adalah tetangga, kita punya jejak sejarah sejak ratusan tahun lalu," tegasnya.