REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- ASEAN dan Inggris diharapkan mampu mengeksplorasi ekonomi kreatif dan pendidikan sebagai dua sektor kerja sama baru dalam memperkuat hubungan setelah Brexit. Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sedang mengembangkan dan memperkuat kedua sektor tersebut.
''Dalam hal pendidikan, Inggris dapat menambah jumlah penerima beasiswa chevening di negara-negara ASEAN,” kata Dr. Rizal Sukma, Dubes RI untuk Inggris, saat memimpin pertemuan ASEAN London Committee (ALC -- Komite Negara-Negara ASEAN di London) dengan Menteri Luar Negeri Inggris, The Rt Hon Boris Johnson MP di London, Inggris, Rabu (3/11) lalu.
Dubes Rizal Sukma juga mengusulkan pembentukan mekanisme antara ASEAN dan Inggris guna membahas bentuk kerja sama dan hubungan setelah Inggris resmi meninggalkan Uni Eropa. Saat ini Inggris masih menjadi bagian dari Uni Eropa yang merupakan mitra dialog ASEAN.
''Dengan adanya Brexit, ASEAN dan Inggris perlu membentuk mekanisme untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk kerja sama baru, termasuk menjadi mitra dialog ASEAN dan menjalankan kerja sama ekonomi komprehensif,” kata Dubes Rizal.
Sementara, Menteri Luar Negeri Boris Johnson menyampaikan komitmen Inggris untuk meningkatkan hubungan dengan ASEAN. ASEAN sangat penting bagi Inggris, terutama dalam perdagangan. ''Langkah untuk menjajaki perdagangan bebas dengan ASEAN menjadi prioritas Inggris,'' katanya.
Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Inggris mendorong komunikasi antara pihaknya dengan perwakilan negara-negara ASEAN di London untuk menjajaki langkah-langkah peningkatan hubungan ASEAN dan Inggris, termasuk kemungkinan Inggris menjadi mitra dialog ASEAN setelah keluar dari Uni Eropa.
Pertemuan antara ALC dengan Menteri Luar Negeri Inggris ditujukan untuk membahas peningkatan hubungan antara ASEAN dan Inggris setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa. Pertemuan juga mendiskusikan sejumlah bidang lain yang dapat mendukung peningkatan hubungan ASEAN seperti diantaranya kerja sama pembangunan, green economy, pengembangan infrastruktur dan konektivitas, kerja sama keamanan, teknologi, dan lingkungan hidup.
Dubes RI London memimpin pertemuan sebagai ketua ALC periode Juli-Desember 2016. Pertemuan dihadiri oleh seluruh kepala perwakilan negara-negara ASEAN di London. Menteri Luar Negeri Inggris hadir dengan didampingi oleh Minister for Asia and the Pacific, Mr. Alok Sharma MP, Utusan Perdana Menteri Inggris untuk Komunitas Ekonomi ASEAN, Mr. Richard Graham MP, dan sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris.
ASEAN London Committee dibentuk sejak tahun 1978 dan beranggotakan seluruh perwakilan negara-negara ASEAN di London. Komite ini merupakan bagian dari ASEAN Committee in Third Countries and International Organizations (ACTCs) yang tersebar di 47 negara. Ketua komite diduduki secara bergilir setiap 6 bulan oleh kepala perwakilan negara-negara ASEAN.