Kamis 10 Nov 2016 16:42 WIB

Target Pertumbuhan Ekonomi Belum Pertimbangkan Efek Trump

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyampaikan optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi di 2017 mendatang bisa bertengger di kisaran 5,2 hingag 5,4 persen. Angka ini lebih tinggi dari patokannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar 5,1 persen. Namun, proyeksi pertumbuhan yang tampak meyakinkan ini belum mempertimbangkan berbagai kemungkinan pasca-pilpres Amerika Serikat (AS), dengan Donald Trump sebagai pemenang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, pemerintah memang belum secara detil mempertimbangkan efek jangka pendek atau jangka menengah atas terpilihnya Trump terhadap perkembangan ekonomi domestik. Menurutnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5,1 persen untuk tahun depan lebih memperhatikan dinamika ekonomi dalam beberapa tahun terakhir ditambah sejumlah kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah termasuk adanya paket kebijakan ekonomi.

"Kita belum secara detail mempertimbangkan itu. Itu harus diakui. Kita waktu menyiapkan itu, mana mengerti bahwa Donald Trump yang akan menang," ujarnya di Jakarta, Kamis (10/11).

Selain itu Darmin menilai, kebijakan pemerintah AS di bawah kepepimpinan Donald Trump akan sulit mengukuhkan posisi AS sebagai pemimpin dunia bila tetap teguh pada prinsip proteksionisme. Di satu sisi, Darmin mengaku belum saatnya pemerintah Indonesia memberikan pandangan-pandangan atas terpilihnya Trump sebagai Presiden AS karena bagaimanapun pemerintah masih menunggu apa yang akan terjadi ke depan.

"You protectionist, you nggak bisa memimpin dunia. Oleh karena itu, ini belum waktunya untuk menjawab seperti apa ini karena kita masih mau lihat dulu dia akan bikin bagaimana kondisinya," ujar dia.

Baca juga: Pemerintah Klaim Pertumbuhan Ekonomi Berpeluang di Atas 5 Persen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement