Kamis 10 Nov 2016 00:13 WIB

Pemerintah Waspadai Putusan The Fed Setelah Trump Terpilih

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
The Fed/Ilustrasi
Foto: ABC News
The Fed/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menegaskan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) bukan hal yang perlu dikhawatirkan oleh pasar. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, fundamental ekonomi Indonesia sudah cukup kuat untuk menerima imbas dari dinamika politik AS yang bisa saja memengaruhi ekonomi global.

Darmin justru menyoroti rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS pada akhir tahun ini. Ia menilai, The Federal Reserve atau the Fed bisa saja kembali urung menaikkan suku bunganya menyusul kemenangan Trump. Alasannya, the Fed akan menaikkan tingkat suku bunga dengan melihat tiga faktor yakni pertumbuhan ekonomi, serapan tenaga kerja, dan nilai inflasi.

Ketiga faktor ini, lanjutnya bisa saja ikut terimbas oleh Pilpres AS pekan ini. Artinya, Bank Sentral AS akan berpikir ulang terkait rencana kenaikan tingkat suku bunga AS. "Saya nggak yakin (kenaikan suku bunga the Fed), kalau situasinya tidak bagus," ujar Darmin, Rabu (9/11).

Sementara itu, Direktur Strategis dan Portofolio Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan menambahkan tepilihnya Trump tidak akan berpengaruh kepada rencana penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) hingga akhir tahun. Meski begitu, ia juga mengakui lelang surat utang dipengaruhi oleh kondisi psikologis pasar dan fundamental ekonomi Indonesia. Kondisi makro ekonomi nasional saat ini masih cukup stabil untuk melakukan penerbitan lelang SBN.

Sedangkan dilihat secara jangka panjang, lanjutnya, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS akan memengaruhi ekonomi global khususnya perdagangan antara AS dan mitra dagang besarnya yakni Cina, Eropa, Jepang, Kanada dan Mexico. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement