Sabtu 29 Oct 2016 16:39 WIB

Produk Syariah tak Memandang Agama Tertentu

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas sedang berjaga di Kantor pusat Customer Care Prudential, Jakarta, Kamis (25/6).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang berjaga di Kantor pusat Customer Care Prudential, Jakarta, Kamis (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prudetial ingin terus memperkuat pangsa pasar di industri syariah. Country CEO & Chief Excecutive Agency Officer Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar mengatakan produk syariah tidak terbatas pada jenis kelamin atau agama tertentu. "Syariah untuk semua Indonesia," kata dia saat membuka acara Gebyar Prudential Syariah di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (29/10).

Di Prudential Indonesia, pangsa pasar per 31 Desember 2015 sebesar 38 persen. Sejak diluncurkan pada September 2007, dalam waktu tiga bulan, asuransi syariah Prudential Indonesia telah menguasai pangsa pasar asuransi syariah di Tanah Air. Berdasarkan survei Nielsen, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap asuransi syariah belum optimal. Ini menjadi salah satu tantangan Prudential Indonesia untuk menumbuhkan kesadaran tersebut menjadi semakin besar. Salah satu strategi utama yang akan dilakukan yakni menguatkan peran agen. Hingga kini, Prudential Indonesia mempunyai 240 ribu agen, 100 ribu diantaranya telah berlisensi syariah.

"Ini cikal bakal kita untuk membuat Indonesia menggunakan produk syariah," kata Rinaldi.

Perusahaan akan terus merekrut dan melatih para agen agar tangguh memasarkan asuransi syariah. Mereka juga akan diajarkan betul mengenai konsep syariah. Dalam memasarkan produk asuransi syariah, Prudential Indonesia menekankan pada seluruh agen agar memberdayakan hati, otak, mental, dan perilaku yang mencerminkan agen syariah berkualitas.

Praktisi keuangan syariah Muhammad Assad mengatakan syariah merupakan sebuah cara, konsep, dan prinsip dimana semua orang, baik Muslim maupun non-Muslim dapat menggunakannya. Dia menyebut pangsa pasar syariah terbagi menjadi tiga, yakni syariah loyalis (1 persen), rational market (25 persen), dan emotional market (75 persen). Rational market adalah orang-orang yang berpikir secara logis manfaat apa yang akan mereka terima ketika memilih produk syariah. Sementara emotional market adalah orang-orang yang membeli produk syariah karena tertarik dengan apa yang disampaikan oleh agen.

Pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia saat ini masih 4,45 persen. Untuk itu masih banyak potensi bagi produk syariah untuk mengembangkan diri. "Agen-agen terbaik bisa mengambil kesempatan itu," kata Assad.

Inggris, kata dia, telah meproklamirkan diri sebagai negara non-Muslim dengan pangsa pasar syariah terbesar di dunia. Indonesia seharusnya bisa mengambil peran itu. Assad menyebut produk, cara, dan prinsip syariah sangat luar biasa. Syariah bahkan menjadi sebuah tuntutan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dengan satu tujuan yakni mencapai Al Falah (kemenangan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement