REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah menyiapkan peta jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik (Roadmap E-commerce). Peta jalan ini rencananya akan dituangkan melalui paket kebijakan ekonomi.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pihaknya berkomitmen memperkuat ekosistem e-commerce dan ekonomi kreatif. Roadmap e-commerce diharapkan dapat menempatkan Indonesia menjadi yang terbesar di bidang ekonomi digital dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar dunia.
"Roadmap e-commerce disusun untuk mendukung pembangunan ekosistem industri e-commerce lokal agar Indonesia dapat menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020," kata Enggar, Senin (31/10).
Enggar menjelaskan, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, draf ini tengah disusun dengan melibatkan sejumlah stakeholder dari Kementerian, Lembaga Keuangan, hingga Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Asosiasi Perusahaan Nasional Pengiriman dan Pengantaran Barang Indonesia (Aperindo), serta pelaku e-commerce lainnya.
Menurut Enggar, roadmap e-commerce nantinya mencakup tujuh topik penting, yakni pendanaan (funding), perpajakan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, logistik, edukasi dan sumber daya manusia, serta keamanan siber (cyber security).
Enggar yakin Indonesia bakal menjadi kekuatan penting dalam ekonomi digital dunia. Saat ini, total nilai e-commerce global pada 2015 mencapai 16,6 triliun dolar AS . Angka ini berasal dari B2B sebesar 15 triliun dolar AS dan B2C sebesar 1,6 triliun dolar AS. Menurut Moody Analitics & Visa, nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada 2015 mencapai Rp 150 triliun. Sedangkan pada 2016 diperkirakan akan mencapai 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 250 triliun.
"Kami harapkan jumlah transaksi terus meningkat menjadi 130 miliar dolar AS pada 2020," lanjut Enggar.
Enggar menyebut,, penguatan ekosistem e-commerce dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini dilihat dari data-data yang dilansir Masyarakat Telematika Indonesia (2016) di mana menunjukkan potensi sangat besar.
Pengguna internet Indonesia berjumlah sekitar 88,1 juta orang (34 persen dari populasi), pengguna telepon seluler sekitar 308,2 juta pengguna (121 persen dari populasi), dan pengguna ponsel cerdas sekitar 63,4 juta pengguna (24,7 persen dari populasi).