Senin 31 Oct 2016 11:49 WIB

Jokowi Kritik Rendahnya Rasio Tabungan Terhadap PDB Indonesia

 Karyawati melatayani nasabah di Banking Hall Bank BRI Syariah. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati melatayani nasabah di Banking Hall Bank BRI Syariah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti rasio porsi tabungan terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) yang masih sekitar 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

"Padahal idealnya adalah 32 persen," kata Presiden saat menghadiri acara kampanye "Ayo menabung" dalam rangka peringatan hari menabung sedunia tahun 2016 di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Senin (31/10).

Jokowi juga menyoroti masih relatif rendahnya tingkat kepemilikan rekening yang sekitar 19 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang berumur di atas 15 tahun. Presiden mengatakan jumlah Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa ini merupakan suata kekuatan, namun tidak hanya dijadikan sebagai konsumen atau pasar saja melainkan sebagai kekuatan produktif yang memiliki etos kerja tinggi dan aktif menggerakkan perekonomian.

"Tantangan kita bersama menjadikan 250 juta jiwa itu sebagai kekuatan yang produktif karena pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dari tingkat investasi dan tingkat tabungan masyarakat," kata Presiden.

Jokowi menambahkan semakin tinggi tingkat tabungan masyarakat di suatu negara tentunya akan menggerakkan perekonomian roda perekonomian melalui tersedianya dana yang dapat disalurkan ke investasi, baik di sektor riil maupun sektor keuangan.

Presiden juga melihat peluang memperbesar rasio porsi tabungan dan tingkat kepemilikan rekening dengan menyentuh para pelajar dan mahasiswa serta pemuda. "Semuanya masih sangat dikembangkan dengan potensi pengembangan tabungan dari kaum pelajar yang mencapai 44 juta siswa," katanya.

Selain itu, lanjutnya, kelompok mahasiswa dan pemuda berjumlah sekitar 55 juta orang bisa menjadi target penghimpunan dana yang masih cukup potensial. "Dengan mulai kebiasaan menabung umur sejak dini melalui simpanan pelajar, kita akan turut menanamkan kebiasaan produktif dan kebiasaan untuk selalu merencanakan masa depan semua perlu direncanakan dengan memulai memiliki tabungan," kata Presiden.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement