Kamis 27 Oct 2016 13:13 WIB

Desainer Dunia Lebarkan Sayap Melalui Busana Muslim

 Model memperagakan busana muslim
Foto: Republika/Prayogi
Model memperagakan busana muslim

REPUBLIKA.CO.ID, BEVERLY HILLS -- Meskipun penggunaan jilbab bagi Muslimah masih menjadi kontroversi di dunia, tapi desainer fashion trekenal di dunia justru melebarkan sayap bisnisnya melalui busana muslim tersebut.

Dilansir dari americanbazaaronline.com, Rabu (26/10), sebuah butik Chanel di Rodeo Drive, Beverly Hills, baru saja memasang manekin tepat di jendela butik dengan busana muslim berwan pink lengkap dengan jilbabnya. Langkah ini dilakukan untuk menarik pengunjung kaya asal Saudi.

"Ini hanya soal waktu bahwa merek Channel akan memperhatikan pelanggan mereka. Sekarang, rumah mode ini, menjadi bagian dari konglomerat. Uang yang berbicara dan mereka menjadi lebih cerdas. Pelanggan dan mereka seperti roti dengan mentega" ujar seorang konsumen di Los Angeles.

Merek fashion di LA akan bekerja total untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan. Sebagian toko memilih untuk menutup toko mereka, tapi sebagian yang lain berinovasi dengan gaya hijab.

Toko pakaian memanfaatkan kebiasaan muslim AS yang menghabiskan banyak biaya untuk membeli busana muslim. Berdasarkan data yang dikumpulkan //reuters//, Muslim di AS menghabiskan 266 miliar dollar AS untuk pakaian dan alas kaki tahun 2013 dan di tahun 2019 mereka diprediksi akan menghabiskan 484 miliar dollar AS.

Selain Channel, Dolce & Gabbana dan Conde Nast juga baru-baru ini meluncurkan busana muslim seperti jilbab, abaya dan busana bergaya Arab. Tidak hanya pakaian, untuk wisata, seorang Muslim menghabiskan 4.550 dollar AS dan 259,3 juta dollar AS tiap kelompok di Los Angeles.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement