Selasa 25 Oct 2016 03:06 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Diperkirakan Kembali Tertekan

Rep: sapto andika candra/ Red: Budi Raharjo
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga kembali tertekan di bawah raihan pada kuartal sebelumnya yakni 5,18 persen. Hal ini tentu membuat pemerintah harus bekerja keras untuk menggenjot pertumbuhan di sisa waktu agar target yang tertuang di APBN Perubahan 2016 sebesar 5,2 persen tercapai.

Meski pada akhirnya pemerintah kembali melakukan penyesuaian target pertumbuhan ekonomi tahun ini di angka 5,0 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga merupakan imbas pelemahan ekonomi global dan rendahnya harga komoditas perdagangan.

"Kuartal kedua lalu pertumbuhan ekonomi sangat tinggi, kuartal ketiga barangkali lebih rendah, namun kami lakukan langkah-langkah persiapan agar tidak menciptakan kondisi seolah-olah tren menurun. Namun ada satu tren positif dari apa yang akan kita baca dari data statistik dalam dua pekan ke depan," ujar Sri di Kementerian Keuangan, Senin (24/10).

Sri melanjutkan, poin penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi adalah dengan mempertahankan kepercayaan pasar bahwa perekonomian domestik masih dalam kondisi stabil. Ia menilai, meski perlambatan ekonomi dunia menjadi faktor utama yang memberikan porsi atas perlambatan ekonomi global, pemerintah perlu melihat sektor-sektor lain yang perlu didukung untuk meminimalisir imbas perlambatana ekonomi global.

Caranya, dengan melakukan identifikasi sektor usaha, menjamin proses intermediasi perbankan, dan memastikan perbankan dalam kondisi cukup sehat untuk melakukan fungsi intermediasi. Serta menjaga iklim pasar modal tetap positif sehingga dana investasi tetap mengalir.

"Itu langkah kami untuk terutama mengenai apa prediksi atau antisipasi kami terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga dan keempat. Memang, ini sudah dikomunikasikan oleh kami," katanya.

Penguatan pertumbuhan ekonomil, lanjut Sri, juga didorong dengan menerbitkan instrumen fiskal yang memudahkan penampungan dana amnesti pajak. Ia menyebutkan, adanya dana repatriasi nantinya akan diarahkan agar bisa diserap dalam proyek-proyek pembangunan yang pada akhirnya akan membuka lapangan kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement