REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia saat ini baru mencapai 5,13 persen. Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) menyebutkan, ada beberapa cara khusus yang akan ditempuh guna meningkatkan pangsa pasar ekonomi syariah. Salah satunya dengan memanfaatkan jaringan ulama.
Peneliti Senior Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Rifki Ismal menjelaskan, ke depannya ekonomi syariah, khususnya perbankan syariah akan semakin meningkat pesat. Peningkatan ini, kata Rifki, tentunya paling banyak dari peran pemerintah dan industri.
"Bagaimana industri mendorong sisi organik, sementara pemerintah mendorong sisi nonorganik seperti mendirikan bank syariah baru dan konversi BPD menjadi bank syariah, kemudian menempatkan dana APBN di bank syariah," ujar Rifki Ismal pada Republika.co.id, Ahad (23/10) malam.
Selain itu, menurut Rifki ada beberapa langkah yang sifatnya berbeda dengan cara yang sudah ada. Pertama, menggunakan jaringan ulama. Ulama yang punya masa besar seperti Yusuf Mansyur, Arifin Ilham, Mamah Dedeh, dibekali ilmu ekonomi syariah dari Dewan Syariah Nasional (DSN).
Kedua, pendekatan kepada lembaga-lembaga negara yang punya dana besar. Menurut Rifki, BUMN yang punya dana alokasi besar itu belum banyak yang didekati syariah agar menempatkan dananya di bank syariah karena bank syariah banyak ritel. Padahal, kata dia, banyak BUMN besar seperti Pertamina, Telkom, Pupuk Indonesia, Semen Indonesia, yang bisa didekati sebagai depositor atau investor.
Ketiga, gunakan kekuatan ormas islam seperti Hizbut Tahrir, Front Pembela Islam, GP Anshor dibekali ekonomi syariah oleh DSN. "Jadi dari ulama ke ulama. Ulama dan Ormas kan punya masa fanatik banyak. Kalau ulama dan pimpinan ormas yang ajak, mereka pasti mau kan," katanya.
Keempat, dekati konglomerat muslim untuk diajak menjadi investor bank syariah. Menurut Rifki, saat ini masih sedikit bank syariah yang melakukan itu. "Itu namanya mencari core deposan. Cara-cara ini akan kami diskusikan pada pertemuan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) di Surabaya mendatang. Saya yakin dapat meningkatkan nasabah perbankan syariah," katanya.
Sebelumnya pangsa pasar ekonomi syariah di Indonesia hingga akhir 2015 masih sekitar 4,78 persen. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pangsa pasar ini naik menjadi 5,00 persen pada 2016 ini. Target ini tembus menjadi 5,13 persen pada awal bulan Oktober setelah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh dikonversi menjadi Bank Umum Syariah. Sejalan dengan perkembangan tersebut, terjadi kenaikan aset perbankan syariah sebesar 18,49 persen dari Rp 272,6 triliun menjadi Rp 305,5 triliun.