REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah serius menggarap sepuluh destinasi pariwisata prioritas di Indonesia. Untuk memulai pembangunan destinasi wisata, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah akan memprioritaskan untuk menggarap tiga destinasi wisata terlebih dahulu, yakni Mandalika, Candi Borobudur, dan Danau Toba.
"Kita berharap bulan depan awal itu sudah kita finalisasi, dan nanti akan kita buat siapa berbuat apa. Jadi saya buat backward planning kita berharap kuartal kedua atau ketiga 2019, Danau Toba sudah jadi. Borobudur arahan Wapres itu nanti terintegrasi, misalnya dengan Candi Mendut, Prambanan, dan istana keraton," kata Luhut usai rapat tentang pariwisata di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (21/10).
Luhut mengatakan pembangunan ketiga destinasi wisata prioritas ini menggunakan anggaran dari Bank Dunia yang akan masuk pada 2017. Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, Bank Dunia menganggarkan 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun (kurs rupiah Rp 13 ribu per dolar AS) untuk membangun tiga destinasi wisata prioritas tersebut.
Penandatanganan kesepakatan pinjaman dari Bank Dunia ini, lanjut Arief, akan dilakukan pada Juni 2017. "Jadi ini sinkronisasi koordinasi semua yang terkait dengan world bank, loan-nya akan kita bagi dua, yang pertama PPF Preparation Fund, akan diluncurkan nanti Januari 2017, sementara signing loan-nya bulan Juni 2017, dan efektifnya mulai Juli 2017. Sementara ini, totalnya 200 juta dolar AS," jelas dia.
Arief mengatakan, pemerintah akan mulai membahas terkait suku bunga pinjaman pada April 2017 nanti. Pemerintah pun berharap bisa mendapatkan bunga pinjaman serendah mungkin.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, pemerintah juga akan membangun infrastruktur pendukung destinasi wisata seperti bandara dan lain lain. Di Danau Toba rencananya pemerintah akan memfokuskan Bandara Sibisa, Silangit, dan Kualanamu. Nantinya, pengelolaan ketiga bandara tersebut diharapkan dapat menjadi satu dan bekerja sama dengan pengelola internasional.
Sedangkan untuk destinasi Borobudur akan dikoneksikan dengan destinasi wisata lainnya di sekitar. Namun menurut Budi, koneksi antar destinasi wisata Borobudur dengan destinasi wisata di sekitarnya masih lemah. Karena itu, pemerintah akan meningkatkan transportasi kereta api.
"Karena itu, kita akan usahakan reaktivasi dari kereta api karena itu akan menjadi satu kekuatan antara Borobudur Jogja dan Solo, menyatu. Karena yang Solo itu akan langsung ke Adi Soemarno," kata dia. Untuk destinasi wisata Mandalika, pemerintah akan bekerja sama dengan investor dari perusahaan Timur Tengah.