REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penduduk Muslim menempati peringkat kedua populasi terbesar dunia dengan 1,6 miliar jiwa atau 23 persen dari total penduduk. Jumlah tersebut akan meningkat pada dekade yang akan datang ketika populasi dunia diprediksi meningkat hingga 9,3 miliar pada pertengahan abad ini.
Di Indonesia, terdapat 203 juta penduduk Muslim, setara dengan 87,3 persen masyarakat Indonesia. Dengan jumlah yang sangat besar, Indonesia berperan dalam perkembangan dunia Islam.
"Jumlah penduduk Muslim yang besar merepresentasikan potensi pasar produk Muslim, serta berpeluang menjadi basis produksi produk-produk islami," Kata Airlangga, Kamis (20/10).
Produk Muslim, lanjut Airlangga, tidak hanya berupa busana yang Islami atau makanan halal, tetapi juga akan menampilkan produk jasa Islami seperti sertifikat halal, jasa perbankan syariah serta paket haji/umrah.
Dari neraca perdagangan Indonesia dengan 57 negara-negara Islam anggota OIC (Organization of Islamic Cooperation) mencapai 4,10 miliar dolar AS pada 2015. Walaupun demikian, angka tersebut menurun 17 persen dibanding tahun sebelumnya. Performa perdagangan dalam lima tahun terakhir ini juga menurun dan menunjukkan defisit berkisar 1 juta-6 juta dolar AS.
Diharapkan melalui pamean tersebut, peluang-peluang pasar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan msayarakat muslim dunia.
Peluang bisnis dalam industri halal saat ini meningkat dalam segi busana. Salah satunya adalah dsainer busana muslim Indonesia Anniesa Hasibuan menampilkan karyanya di New York Fashion Week tahun 2016.
"Saya berharap semakin banyak desainer busana muslim Indonesia yang dapat menembus pasar internasional.
Airlangga menjelaskan, saat ini Indonesia berada pada peringkat ketiga (12 persen) eksportir produk halal di pasar dunia. Tapi, masih tertinggal dibandingkan negara eksportir makanan dan minuman halal seperti Turki (24,5 persen) dan Malaysia (12,2 persen).
Menurut dia, industri halal Indonesia memiliki potensi mencatatkan nilai pendapatan mencapai 10 miliar dolar AS atau setara Rp 130 triliun pada perdagangan dunia. Pada 2019 pemerintah menargetkan capaian industri halal dapat mencapai 25 miliar dolar AS. Sedangkan kosmetik halal dinilai mampu meraih transaksi hingga 73 miliar dolar AS. Produk halal pribadi dapat mencapai 103 miliar dolar AS.