Rabu 19 Oct 2016 11:32 WIB

Petani Cirebon Terkendala Benih Unggul

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani di Kabupaten Cirebon diimbau untuk mempercepat musim tanam rendeng 2016/2017. Hal itu menyusul sudah masuknya musim penghujan.

 

"Petani harus mengikuti alam. Karena bulan ini sudah masuk musim hujan, maka harus cepat tanam," ujar Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar kepada Republika.co.id, Rabu (19/10).

 

Namun, kata Tasrip, areal pertanian yang melakukan percepatan tanam rendeng baru sekitar 200 hektare. Yakni terletak di Kecamatan Kaliwedi dan Gegesik. Tasrip mengakui, meski tidak terkendala air, para petani di Kabupaten Cirebon sebenarnya terkendala ketersediaan benih unggul yang berkualitas.

Selama ini, para petani lebih menyukai menggunakan benih yang diproduksi penangkar benih lokal dibandingkan benih yang dijual di pasaran. Sayangnya, jumlah penangkar benih lokal di Kabupaten Cirebon masih bisa dihitung dengan jari. Akibatnya, produksi benih yang mereka hasilkan tidak bisa memenuhi kebutuhan seluruh petani.

 

Adapun kebutuhan benih padi di Kabupaten Cirebon mencapai 25 kg X 50 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, ketersediaan benih yang dihasilkan penangkar benih lokal baru sekitar sepuluh persennya.

 

Tasrip menambahkan, fenomena La Nina pada tahun ini sangat menguntungkan petani di Kabupaten Cirebon. Sebab, lahan sawah milik mereka terhindar terhindar dari kekeringan seiring tersedianya air dari hujan.

 

Bahkan, para petani di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Ciwaringin, Susukan, Gempol, Palimanan dan Sumber, melakukan indeks pertanaman (IP) 300 atau tanam gadu dua setelah panen gadu pertama selesai. Penanaman gadu dua itu diperkirakan akan panen pada Desember 2016 mendatang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement